Disway Award

Jepang Dilanda Krisis Matcha: Produksi Seret, Harga Diperkirakan Melambung

Jepang Dilanda Krisis Matcha: Produksi Seret, Harga Diperkirakan Melambung

Matcha-Freepik.com-Freepik

INFORADAR.ID - Krisis matcha kini melanda Jepang, negara yang dikenal sebagai pusat budaya teh hijau dunia. 

Popularitas matcha sebagai minuman kekinian semakin meningkat, mulai dari latte hingga es krim dan smoothie. 

Namun, di balik tren yang berkembang pesat ini, Jepang justru sedang krisi matcha, menghadapi tantangan serius dalam produksi.

Kehadirannya di berbagai kafe serta gencarnya promosi di media sosial membuat minuman ini digandrungi, terutama oleh generasi muda.

Krisis matcha tak terhindarkan, permintaan global yang terus menanjak tidak sebanding dengan ketersediaan pasokan di lapangan.

BACA JUGA:Mengupas Alasan Orang Selalu Terlihat Semangat Menurut Psikolog

BACA JUGA:Aplikasi Pengganti TikTok Siap Guncang AS, Rilis September 2025!

Cuaca Panas Jadi Biang Kerok Turunnya Produksi

Laporan Reuters (4 Juli 2025) mengungkap bahwa krisis matcha disebabkan oleh gelombang panas ekstrem yang melanda Jepang. Kondisi ini membuat panen daun teh, bahan utama pembuatan matcha menurun tajam.

Wilayah Kyoto, yang selama ini menyumbang hampir seperempat dari total produksi tencha (daun teh yang dikeringkan untuk dijadikan matcha), menjadi salah satu daerah terdampak paling parah. Musim panas terpanas sepanjang sejarah menyebabkan banyak kebun teh gagal panen.

Masahiro Yoshida, petani teh dari Uji, Kyoto, mengatakan tahun ini hanya mampu memetik 1,5 ton tencha, jauh dari panen biasanya yang mencapai dua ton. 

“Semak-semak teh rusak karena panas ekstrem, membuat hasil panen jauh berkurang,” tuturnya.

Tidak Bisa Diproduksi Instan, Matcha Butuh Waktu

Matcha bukan produk yang bisa diproses secara cepat. Tanaman teh membutuhkan waktu setidaknya lima tahun untuk tumbuh dan siap panen. Selain itu, proses penggilingan teh untuk menghasilkan matcha berkualitas tinggi sangat lambat, satu mesin hanya bisa memproduksi sekitar 40 gram per jam.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: