Pemilihan yang konon demokratis, transparan, dan beradab. Namun anehnya, diskusi publik bukan lagi soal calon Raja, visi, atau kesejahteraan rakyat. Yang dibahas justru: Sertifikat lama; Tuduhan lama; Gosip lama; Kecurigaan baru yang diproduksi tiap pagi.
“Rakyat jangan kebanyakan tahu,” ujar Profesor Setengah Gelap.
“Cukup dibuat ragu. Keraguan adalah bahan bakar terbaik.”
Boy cs pun semakin sibuk. Mereka diundang ke podcast, kanal daring, mimbar dadakan, bahkan ke acara-acara yang tak jelas tujuannya selain teriak-teriak.
Setiap tuduhan baru selalu diakhiri dengan kalimat sakti: “Kami hanya bertanya.”
Pertanyaan itu diulang ribuan kali sampai orang lupa apa yang sebenarnya dipertanyakan.
Sementara itu, para sponsor bekerja rapi di balik layar. Mereka mendesain calon Raja ideal versi Planet Curiga Permanen: bukan yang paling bijak, bukan yang paling jujur, tapi yang paling bisa diatur.
“Kita tidak butuh Raja yang kuat,” kata Nyonya Filantropi sambil tertawa kecil,
“cukup yang patuh.”
Rakyat Planet Curiga Permanen pun terombang-ambing. Sebagian mulai lelah, sebagian lagi ketagihan drama. Di planet ini, kebohongan besar selalu lebih menarik daripada kebenaran kecil.
Lucunya, semakin dekat hari pemilihan, sertifikat Raja lama semakin jarang disebut. Ia telah berhasil menjalankan fungsinya: mengaburkan medan, mengalihkan perhatian, dan memberi waktu bagi agenda sesungguhnya bekerja.
Suatu malam, seorang cs bertanya dengan polos,
“Boy… sebenarnya kita ini sedang mencari kebenaran atau sedang dibayar untuk ribut?”
Boy terdiam sejenak. Lalu berkata dengan yakin,
“Di Planet Curiga Permanen, ribut adalah kebenaran.”
Mereka pun tertawa.