Solusi Kreatif Mengatasi Limbah: Gelatin dari Tulang Ikan sebagai Alternatif Ramah Lingkungan

Selasa 11-06-2024,13:15 WIB
Reporter : Nurbaeti
Editor : Haidaroh

INFORADAR.ID - Dalam industri pengolahan ikan, limbah merupakan tantangan utama yang harus dihadapi. Limbah ini dapat menyebabkan polusi di lingkungan darat maupun perairan. Namun, perlu dicatat bahwa limbah ikan sebenarnya mengandung protein yang kaya. 

Oleh karena itu, mengolah limbah ikan menjadi produk baru bukan hanya mengurangi pencemaran lingkungan, tetapi juga meningkatkan nilai tambah produk perikanan.

Salah satu produk yang dapat dihasilkan dari limbah ikan adalah gelatin. Gelatin adalah polipeptida yang dihasilkan melalui hidrolisis kolagen dan telah lama digunakan dalam berbagai industri, termasuk pangan, farmasi, kosmetik, dan fotografi. Fungsinya sangat beragam, mulai dari bahan penstabil, pengental, hingga pembentuk gel dan pelapis yang dapat dimakan. 

Gelatin juga berperan sebagai agen mikroenkapsulasi, agen pembusa, dan pembentuk film. Selain itu, gelatin memberikan tekstur gummy pada permen dan jelly dengan penambahan pektin dan pati termodifikasi. Tidak hanya itu, gelatin bahkan dapat digunakan sebagai pengikat dalam fabrikasi katoda sulfur untuk baterai litium-sulfur.

Dengan memanfaatkan limbah ikan untuk menghasilkan gelatin, kita tidak hanya mengurangi dampak negatif pada lingkungan, tetapi juga menciptakan peluang baru dalam industri perikanan. Produk-produk berbasis gelatin ini memiliki potensi besar untuk memperkaya pasar dan memberikan manfaat yang lebih luas.

Indonesia mengalami peningkatan permintaan gelatin, dengan impor sekitar 2000-3000 ton atau senilai USD 25.036,10 dari berbagai negara seperti Cina, Jepang, Prancis, Selandia Baru, dan Australia (Simanjuntak, 2014). Namun, mayoritas gelatin saat ini diproduksi dari kulit babi, tulang sapi, dan kulit sapi. Sayangnya, gelatin dari kulit babi bertentangan dengan ajaran agama Islam, sementara gelatin dari kulit dan tulang sapi tidak diterima oleh masyarakat majusi. Selain itu, adanya kasus sapi gila dan penyakit kuku mulut pada sapi semakin mendorong pencarian sumber alternatif untuk produksi gelatin.

Dalam beberapa tahun terakhir, penelitian tentang gelatin dari sumber laut, terutama ikan, terus berkembang. Salah satu perkembangan terbaru adalah penggunaan gelatin atau kolagen dari limbah tulang ikan.

Ini menjadikan limbah sisa pengolahan tulang ikan sebagai bahan alternatif yang potensial. Bagian-bagian limbah sisa pengolahan ikan yang telah diteliti dan dapat digunakan untuk produksi gelatin meliputi kulit, tulang, kepala, jeroan, dan sisik (Choonpicharn et al., 2015). 

Berdasarkan penelitian, beberapa jenis ikan yang tulangnya dapat dimanfaatkan untuk produksi gelatin antara lain ikan mackerel, kakap merah, kurisi, nila, patin, lele, kerapu, blue whiting (sejenis ikan kod), beloso, dan ikan gelik. 

Menurut penelitian oleh Atma (2016), produksi gelatin melibatkan tiga tahap utama:

 

Tahap Persiapan Bahan Baku:

1. Pada tahap ini, bahan baku (seperti tulang) disiapkan dengan menghilangkan komponen non-kolagen.

2. Tulang dibersihkan dari sisa-sisa daging dan lapisan luar yang mengandung deposit lemak yang tinggi.

3. Sebelumnya, tulang direndam dalam air mendidih selama 1-2 menit untuk memudahkan pembersihan.

Kategori :