Segala yang Diisap Langit - Pinto Anugrah
Buku ini berlatarkan kisa masa perang Padri 1800-an. Bukan tentang Tuanku Imam Bonjol atau perjualan melawan Belanda kala itu, tapi tragedi yang menimpa keluarga-keluarga Minangkabau.
Bangsawan Minangkabau yang menjadi korban maupun pelaku perang Padri itu sendiri. Ada politik alegori menohok dan tentang kaum adat yang membawa ideologi kekerasan.
Tokoh utama di sini adalah Rabiah, ia memiliki kepribadian yang kuat dengan ambisinya yang tinggi dalam mematahkan mitos.
Mitos bahwa keturunan bangsawan Minangkabau akan putus pada generasi ketujuh. Apapun siap ia lakukan, tapi ternyata penghalang utama Rabiah malah kakak kesayangannya, Magek.
Pulang - Leila Chudori
Novel ini bercerita mengenai perjalanan hidup tahanan politik eks peristiwa G30S tahun 1964, yaitu Dimas Siryo yang kini tinggal di Prancis.
Ia berhasil selamat dari peristiwa pemberisahan orang-orang 'golongan kiri'.
Selama rezim Orde Baru masih berlangsung, ia tetap dianggap sebagai tahanan politik. Keiinginan DImas sebenarnya sederhana, hanya ingin pulang dan mati di tanah kelahiranyya, Indonesia.
Tapi di sana saja ia tak diterima. Apakah keinginan Dimas dapat terwujud?
Ronggeng Dukuh Paruk - Ahmad Tohari
Karya Ahmad Tohari yang satu ini sudah diadaptasi menjadi film berjudul Sang Penari yang rilis tahun 2011.
Novel ini merupakan gabungan Dukuh Paruk, Lintang Kemukus Dini Hari, dan Janteran Bianglala yang rilis pertama tahun 2003.
Menceritakan sosok Srintil, seorang ronggeng baru di Dukuh Paruk. Bagi pendukuhan yang miskin, terpencilm dan bersahaja ini, ronggeng membuat kehidupan kembali menggeliat. Tanpa adanya dukuh itu seperti kehilangan jati diri.
Jadi itulah 8 novel bertema sejarah Indonesia.(*)