INFORADAR.ID - Konflik Palestina dan Israel kembali bencuat hingga saat ini dan masing sangat ramai diperbincangkan di seluruh awak media dan juga media sosial.
Israel bengis-Palestina Menangis
Setelah berabad-abad, Israel terus membombardir Palestina dengan senjata. Hal ini kembali terjadi dalam beberapa hari terakhir, khususnya yang dipicu oleh serangan Palestina oleh Hamas terhadap Israel di wilayah selatan Jalur Gaza pada Sabtu, 7 Oktober 2023. Serangan tersebut konon terjadi sebagai respons terhadap serangan dan tekanan dari Israel selama ini..
Hamas adalah gerakan yang menginginkan kemerdekaan, Hamas bermarkas di Gaza, sehingga Gaza selalu menjadi sasaran utama Israel. Israel tidak pernah bosan mengangkat senjatanya dan tidak diketahui sampai kapan perang dan pembantaian ini akan berakhir.
Anak-anak yang Tak Berdosa Menjdai Korban
Anak-anak menjadi korban Akibat kebrutalan serangan Israel yang tiada henti, banyak korban yang kehilangan nyawa. Tempat dengan jumlah korban jiwa warga Palestina terbanyak berada di Jalur Gaza, dengan 8.309 orang tewas dan 21.048 orang luka-luka.
Sementara di Tepi Barat, 121 orang tewas dan 2.208 orang luka-luka. Data ini dikumpulkan oleh Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) dari Kementerian Kesehatan Gaza.
Selain angka-angka di atas, OCHA mengatakan sekitar 1.950 warga Palestina di Gaza hilang, termasuk sekitar 1.050 anak-anak. Orang hilang diyakini terjebak di reruntuhan bangunan.
Anak-anak pada usia ini yang seharusnya bermain dengan senyum gembira harus mengalami penderitaan, kesakitan dan tangisan saat masa kanak-kanak.
Utusan Palestina untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Riyad Mansour, mengatakan 66% korban warga Palestina adalah anak-anak dan perempuan, karena jumlah anak yang tewas dalam serangan Israel mencapai 3.000 anak.
Sangat mengkhawatirkan mengingat kondisi ini menurunkan rata-rata angka harapan hidup. karena kurangnya peralatan medis yang tersedia, terbatasnya tenaga medis, dan banyaknya rumah sakit serta fasilitas umum lainnya yang dibom oleh militer Israel.
Bahkan Menteri Pendidikan Gaza menyatakan tahun ajaran 2023/2024 telah berakhir karena siswa/siswi dinyatakan telah mati syahid.
Badan bantuan internasional mengatakan mereka kehilangan kontak dengan staf di Gaza setelah Israel memutus akses internet dan komunikasi.
Sebanyak 2,3 juta penduduk Gaza sedang berjuang dengan kekurangan makanan, air dan obat-obatan akibat pemboman besar-besaran Israel dan blokade seluruh wilayah.
BACA JUGA:Semangka Disimbolkan untuk Palestina? Begini Makna dan Penjelasannya