Peran Indonesia dalam konflik Israel-Palestina
Indonesia merupakan negara besar dan mempunyai jumlah umat Islam terbanyak, 86,7% dari seluruh penduduk Indonesia beragama Islam. Indonesia tentu tidak tinggal diam, Pemerintah bahkan menyatakan keprihatinannya atas konflik antara militan Palestina dan Israel, Hamas, yang telah menyebabkan ribuan orang tewas.
Berbagaimacam cara dilakukan untuk mendukung Palestina, selain kemaren ada pemboikotan produk yang berhubungan dengan Israel dan sekarang ramai dibicarakan dengan mengshare buah semangka disebut sebagai simbol perlawanan kepada Israel. Simbol buah semangka ini muncul ketika Israel melarang mengabarkan bendera Palestina pada tahun 1967.
Namun bukan hanya itu saja, Indonesia juga menyerukan segera diakhirinya tindakan kekerasan untuk menghindari bertambahnya jumlah korban dan hilangnya perdamaian yang ada. Dari konflik tersebut, pemerintah berharap akar permasalahan yaitu pendudukan Israel di wilayah Palestina dapat diselesaikan sesuai batas yang disepakati oleh PBB.
Selain memperjuangkan perjuangannya di PBB, Indonesia juga memperjuangkan Palestina di Organisasi Kerjasama Islam (OKI). OKI merupakan salah satu forum yang digunakan Indonesia untuk menyatakan dukungannya terhadap rakyat Palestina. Indonesia sendiri merupakan anggota Komite OKI untuk Al-Quds (Yerusalem) yang dibentuk pada tahun 1975.
Di OKI, Indonesia juga menyampaikan setidaknya 6 poin penting. Pertama, negara-negara anggota OKI harus menolak pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan harus sangat mendukung solusi dua negara untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina.
Kedua, menyerukan dan mengajak negara-negara anggota OKI untuk tidak mengikuti jejak Amerika dengan memindahkan kedutaan mereka dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Ketiga, menekankan bahwa negara-negara OKI dapat mengajak negara-negara lain yang belum mengakui kemerdekaan Palestina untuk segera mengakui kemerdekaan tersebut.
Keempat, mengingatkan negara-negara anggota OKI yang menjaga hubungan diplomatik dengan Israel untuk memikirkan kembali hubungan diplomatiknya dengan Israel sesuai dengan resolusi yang ditetapkan OKI.
Kelima, mengajak negara-negara anggota OKI untuk meningkatkan dukungan, kapasitas, dan kerja sama ekonomi dengan Palestina sebagai bentuk bantuan kemanusiaan.
Keenam, meningkatkan kesadaran dan menyerukan kepada negara-negara anggota OKI untuk selalu memperjuangkan Palestina di banyak forum internasional dan multilateral, termasuk PBB.
Mari kita berharap dengan peran Indonesia dan negara-negara pro-Palestina lainnya, Israel dapat sedikit bersantai dalam serangannya terhadap keluarga kita di Palestina.(*)
Neng Sindi Purnama, Mahasiswi PMI UIN SMH Banten (211380005)