Sampai di Tol Cipali, Biyan tertidur. Dia bangun ketika bus sudah sampai di Brebes, Jawa Tengah. Sudah keluar dari Tol Cirebon-Brebes. Karena, tahun 2017, Tol Brebes-Semarang belum ada.
Biyan terbangun saat bus berhenti di sebuah rumah makan pada pukul 23.00 WIB. Dia turun dari bus. Ikut makan malam bersama penumpang bus yang lain.
Bus melanjutkan perjalanan melalui jalur Pantura. Dari Brebes, bus melewati Tegal, Pemalang, dan Pekalongan sebelum membelah Alas Roban di Kabupaten Batang.
Saat bus memasuki Alas Roban, hujan turun. Deras. Biyan melihat jam di tangannya. Pukul 01.00 WIB.
Bus masuk ke jalur Utara. Jalur ini biasa dilalui oleh bus dan truk atau kendaraan angkutan barang lainnya. Jalur Utara ini merupakan jalan lama yang minim penerangan.
Di sepanjang jalur ini, beberapa warung berdiri di kanan dan kiri jalan. Namun, saat itu, banyak yang tutup. Padahal, warung-warung di sini biasanya buka 24 jam.
Di tengah perjalanan membelah Alas Roban, bus mengalami masalah. Sopir bus kesulitan memindahkan perseneling. Dia tidak bisa memindahkan roda gigi bus.
Sopir mengarahkan bus ke pinggir jalan. Dibantu rekannya yang menjadi sopir cadangan dan seorang kernet, sopir bus itu berusaha membetulkan perseneling.
Biyan dan penumpang lain tetap duduk di bangku. Dari kaca bus, Biyan melihat-lihat area sekeliling bus. Gelap di kanan dan kiri bus. Hanya bagian depan bus yang mendapat penerangan dari lampu bus.
Ketika Biyan menoleh ke kiri, ada 5 bocah berdiri di pinggir bus. Laki-laki dan perempuan. Kondisi mereka mengerikan. Tubuhnya tidak utuh.
Ada yang otaknya kelihatan karena separuh batok kepalanya terpenggal. Ada yang kepalanya terbelah. Ada yang salah satu tangannya putus. Dan, ada yang badannya putus. Cuma tinggal setengah.
Biyan menutup matanya dengan kedua telapak tangan. Dia ketakutan setengah mati.
Tak lama, Biyan memberanikan diri. Dia berjalan menghampiri sopir bus. Dia meminta agar sopir bus membaca Ayat Kursi.
“Pak, ini kayaknya ada gangguan. Coba baca Ayat Kursi atau ayat-ayat suci lain yang Bapak bisa,” kata Biyan menyarankan.
Tapi, sopir bus itu ngeyel. “Kamu ngomong apa. Ini cuma koplingnya yang bermasalah”.
“Bukan, Pak. Ini ada gangguan,” desak Biyan.