Tiga makhluk halus ini yang menggerogoti tubuh dan darah Bapak.
Wahyu kemudian menemui seorang ustaz. Kepada Wahyu, ustaz tersebut menyarankan membaca zikir Ratib Al-Haddad dan salawat Nabi Muhammad SAW. Doa-doa itu ditujukan untuk Bapak.
Setelah dibacakan Ratib Al-Haddad, Bapak merasa badannya enteng. Sakitnya jauh berkurang.
Namun, Bapak akhirnya meninggal dunia di rumah sakit. Jenazah Bapak dimakamkan di tempat makam umum di kampungnya.
Wahyu dan keluarganya tahu, Bapak meninggal dunia secara tidak wajar. Bapak diteluh.
Wahyu akhirnya mengetahui orang yang mencelakai Bapak dari penuturan satpam di tempat proyek.
“Saya kenal baik dengan satpam itu. Dia bilang saya dapat salam dari Mandor. Katanya, Mandor minta maaf karena sudah mencelakai Bapak,” tutur Wahyu.
“Saya bilang, kalau mau minta maaf, ke rumah saja. Tapi Mandor tidak pernah datang ke rumah”.
Mandor inilah yang akhirnya menggantikan posisi Bapak. Menjadi mandor yang mengawasi seluruh proyek-proyek bos mereka.
Dari keterangan satpam, Mandor meminta maaf setelah terkena tulah. Akibat perbuatannya mencelakai Bapak.
“Awalnya saya tidak terima. Tapi kami akhirnya sudah ikhlas. Kabar terakhir yang saya dengar, Mandor sudah tidak bisa apa-apa. Sakit-sakitan,” tutup Wahyu. (*)