Sebagai pemimpin di salah satu negara, kabar pernikahannya dengan Tini, membuat ramai di media massa. Akibat dari ramainya pemberitaan tersebut tak jarang pula pers menerima akibatnya berupa breidel, salah satunya surat kabar Proklamasi yang terancam dibreidel karena memberitakan pernikahan Kusno dengan Tini. Tidak hanya itu, sejumlah organisasi perempuan juga memprotes poligami yang dilakukan oleh Kusno.
*
Matahari baru saja terbit dari ufuk Timur. Tini bersiap-siap untuk pergi mengunjungi kedua orang tuanya setelah beberapa pekan menikah, kali ini hanya pergi sendiri, tidak ditemani oleh suaminya, karena sedang ada keperluan negara. Dengan pakaian adat jawa dan rambut yang disanggul menambah kecantikan wanita kelahiran Ponorogo, Jawa Timur itu.
Melihat kedatangan Tini ke rumah orang tuanya, tentu ibunya menyambut dengan perasaan senang dan langsung menghampiri putrinya tersebut.
“Bagaimana keadaanmu, apa kamu bahagia dengan pernikahanmu, Nduk?” Tanya Ibu.
“ Baik, Bu. Saya senang sekali, karena Kusno itu suami dan bapak yang bertanggung jawab, perhatian, telaten, dan tak pilih kasih. Bagi saya, dia adalah seorang suami, seorang bapak, seorang pemimpin besar, seorang sahabat, dan seorang pacar. Jadi, saya harus pandai untuk menempatkan diri saja”. Jawab tini.
Ibunya langsung memeluk dan mengelus-ngelus kepala putrinya tersebut. Sambil menunggu tini melanjutkan ceritanya.
“Sebagai kawan, saya berusaha untuk bisa mengimbangi pembicaraannya, Bu. Dengan banyak membaca, rajin mengumpulkan informasi, saya terus meng-up grade diri, agar mampu menjadi kawan bicara yang baik dan bijak. Sedangkan sebagai kekasih, suamiku itu seseorang yang romantis.” Katanya sambil tesenyum.
*
Tini sangat setia mendampingi suaminya sampai wafat. Walaupun setelah pernikahannya dengan Tini, ternyata Kusno menikah lagi dengan wanita lain. Diantaranya yaitu Naoko Nemoto, Yuri, Kartini, Haryati, dan Heldy. Sebagai sosok yang santun dan penyabar, itu yang membuat anak-anak tirinya sangat dekat dengan Tini dibanding dengan istri-istri kusno yang lain. Oleh sebab itu, kedua anak tirinya yaitu Guntur dan Mega ketika masih kecil tidak pernah menyebut ibu tirinya tersebut dengan sebutan “hindul-hindul marjindul”.
Serang, Februari 2022
Penulis: Wildan Mukholadun