Disway Award

Penggunaan Gawai pada Anak: Bahaya Nyata atau Sekadar Ketakutan?

Penggunaan Gawai pada Anak: Bahaya Nyata atau Sekadar Ketakutan?

Ilustrasi anak -Freepik.com-jcomp

INFORADAR.ID - Penggunaan gawai oleh anak-anak kerap menjadi sorotan publik. 

Banyak orang tua dan pendidik yang merasa cemas, bahkan menganggap hal ini sebagai biang keladi masalah perilaku, kesehatan mental, hingga gangguan belajar pada anak. 

Tapi, benarkah semua itu? Apakah penggunaan gawai memang sedemikian berbahayanya?

Di tengah gelombang kekhawatiran tersebut, para peneliti dan ahli saraf justru menemukan bahwa tidak semua tudingan terhadap teknologi digital berdasar pada bukti yang solid. 

Artikel ini akan mengulas fakta-fakta ilmiah di balik maraknya kekhawatiran penggunaan gawai, sekaligus membuka perspektif baru yang lebih berimbang soal peran gawai dalam kehidupan anak-anak.

BACA JUGA:Jangan Asal Curhat ke ChatGPT, Ini 7 Fakta Penting yang Wajib Diketahui

BACA JUGA:Bendera One Piece Diburu Anak Muda, Pedagang Heran Menjelang 17 Agustus

Kenapa Gawai Sering Disalahkan?

Banyak orang tua merasa frustrasi saat anak rewel ketika waktunya berhenti menonton YouTube atau bermain game di tablet. Reaksi emosional ini sering dianggap sebagai tanda kecanduan atau efek buruk dari layar. 

Namun, para ilmuwan mengingatkan bahwa perilaku semacam itu belum tentu disebabkan langsung oleh penggunaan gawai. Bisa jadi, ada faktor lain seperti kurangnya aktivitas fisik, stres di rumah, atau masalah lain yang memengaruhi emosi anak.

Fakta Ilmiah Tidak Seseram yang Dibayangkan

Penelitian skala besar justru menunjukkan bahwa efek negatif dari penggunaan gawai sangat kecil, jika ada. 

Salah satu studi dari Oxford University dan Universitas Bath Spa menelaah ratusan hasil penelitian dan menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan kuat antara screen time dan penurunan kesehatan mental anak.

Bahkan Asosiasi Psikologi Amerika menyebut bahwa korelasi antara penggunaan gawai dan depresi atau kecemasan hanya sedikit dan tidak signifikan. Jadi, meskipun banyak rumor negatif, data ilmiah sejauh ini tidak membuktikan bahwa gawai merusak mental anak secara langsung.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: