Penggunaan Gawai pada Anak: Bahaya Nyata atau Sekadar Ketakutan?
Ilustrasi anak -Freepik.com-jcomp
Otak Anak Tidak Rusak Karena Gawai
Dalam sebuah riset besar yang melibatkan lebih dari 11.000 anak berusia 9 sampai 12 tahun, para ilmuwan melakukan pemindaian otak dan menemukan bahwa penggunaan gawai tidak menunjukkan efek buruk terhadap fungsi kognitif maupun kesehatan psikologis anak.
Memang, ada perbedaan koneksi antar bagian otak yang ditemukan, tetapi tidak terbukti membahayakan.
Profesor dari Oxford University yang terlibat dalam studi ini menyatakan bahwa jika gawai memang merusak otak, efeknya akan terlihat jelas dalam penelitian berskala besar, namun hal itu tidak ditemukan.
Benarkah Cahaya Layar Mengganggu Tidur?
Salah satu tuduhan populer adalah bahwa penggunaan gawai menjelang tidur akan membuat anak susah tidur karena cahaya biru mengganggu hormon melatonin.
Tapi kajian terbaru dari berbagai studi internasional justru tidak menemukan bukti yang konsisten tentang hal ini. Dengan kata lain, layar bukan satu-satunya penyebab masalah tidur anak.
BACA JUGA:Bendera One Piece Viral Jelang HUT RI, Polisi Siap Beri Sanksi Tegas
BACA JUGA:Status Kota Serang sebagai Ibu Kota Banten Didukung Kemendagri
Konten dan Cara Pakai Lebih Penting dari Waktu
Yang jarang disadari adalah bahwa penggunaan gawai tidak selalu berdampak negatif, semuanya bergantung pada jenis aktivitas digital yang dilakukan.
Anak yang menonton konten edukatif atau bermain game yang melatih logika tentu akan mendapat manfaat yang berbeda dibandingkan anak yang hanya scroll media sosial tanpa henti.
Interaksi sosial secara online juga punya nilai, apalagi jika dilakukan secara positif. Oleh karena itu, penting untuk tidak hanya melihat seberapa lama anak menggunakan gawai, tapi juga bagaimana mereka menggunakannya.
Perlukah Melarang Gawai Total?
Beberapa komunitas orang tua bahkan mengusulkan larangan total terhadap smartphone untuk anak usia sekolah dasar.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
