Survei Mengungkap: 83% Gen Z Jepang Anggap Menonton Video Pendek Sebagai Pemborosan Waktu

Ilustrasi pelajar jepang-Pinterest/study1.jp-
INFORADAR.ID- Dalam era digital yang semakin berkembang, Gen Z sering menonton video pendek.
Dan telah menjadi salah satu bentuk hiburan yang paling populer di kalangan Gen Z.
Namun, sebuah survei terbaru menunjukkan bahwa 83% generasi Z di Jepang berpendapat bahwa menonton video pendek adalah kegiatan yang tidak produktif.
Dan hanya membuang waktu, temuan ini mencerminkan perubahan signifikan dalam cara pandang Gen Z.
BACA JUGA:5 Jurusan Kuliah dengan Biaya Selangit: Apakah Salah Satunya Jurusan Kamu?
Terutama terhadap konsumsi media dan dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari bagi Gen Z.
Berikut ini adalah alasan mengapa Gen Z jepang anggap menonton video pendek buang-buang waktu
Ilustrasi pelajar jepang-Pinterest/bamboo-
1. Kualitas Konten yang Dipertanyakan
Banyak responden dari generasi Z merasa bahwa video pendek, yang sering kali berdurasi kurang dari satu menit.
Dan tidak memberikan informasi atau nilai yang berarti, bagi mereka menganggap bahwa konten tersebut cenderung dangkal dan tidak mendidik.
BACA JUGA:Jurusan-Jurusan yang Banyak Dibutuhkan di Dunia Kerja: Cek untuk SNBP 2025!
BACA JUGA:Pendaftaran SPAN-PTKIN 2025 Resmi Dibuka, Siapkan Diri untuk Melanjutkan Pendidikan!
"Saya lebih suka menonton sesuatu yang bisa menambah pengetahuan saya, bukan hanya sekadar hiburan," ungkap salah satu responden.
Hal ini menunjukkan bahwa generasi Z lebih memilih konten yang memberikan wawasan dan pemahaman yang lebih dalam.
2. Pengaruh Media Sosial
Dengan banyaknya platform media sosial yang menawarkan video pendek, seperti TikTok dan Instagram Reels.
Generasi Z merasa tertekan untuk terus mengikuti tren yang ada, meskipun mereka menyadari bahwa banyak video tersebut tidak memberikan nilai tambah.
Mereka merasa terjebak dalam siklus konsumsi konten yang tidak berujung.
"Kadang-kadang saya merasa harus menonton video-video itu agar tidak ketinggalan, tetapi setelah menontonnya, saya merasa tidak puas," kata seorang mahasiswa.
3. Kesehatan Mental
Beberapa responden juga menyatakan bahwa menonton video pendek dapat berdampak negatif pada kesehatan mental mereka.
Mereka melaporkan perasaan cemas dan tidak puas setelah menghabiskan waktu berjam-jam untuk menonton konten yang tidak berarti.
"Saya merasa lebih baik ketika saya menghabiskan waktu dengan aktivitas yang lebih produktif, seperti berolahraga atau berkumpul dengan teman-teman," tambah seorang pelajar.
Dampak Terhadap Kebiasaan Menonton
4. Perubahan Preferensi Konten
Dengan pandangan yang semakin kritis terhadap video pendek, banyak dari generasi Z mulai beralih ke jenis konten yang lebih mendidik dan informatif.
Mereka lebih memilih menonton dokumenter, video tutorial, atau konten yang memberikan wawasan baru.
"Saya lebih suka menonton video yang bisa mengajarkan saya sesuatu, seperti cara memasak atau keterampilan baru," ungkap seorang responden.
5. Waktu Luang yang Lebih Produktif
Generasi Z kini lebih cenderung menghabiskan waktu luang mereka dengan aktivitas yang dianggap lebih bermanfaat.
Selain berolahraga dan berkumpul dengan teman-teman, banyak dari mereka juga mulai membaca buku atau mengikuti kursus online.
"Saya merasa lebih puas ketika saya melakukan sesuatu yang produktif daripada hanya duduk dan menonton video," kata seorang mahasiswa.
Temuan ini menunjukkan bahwa generasi Z memiliki pandangan yang kritis terhadap konten video pendek.
Pembuat konten perlu mempertimbangkan untuk menciptakan video yang lebih bermakna dan menarik bagi audiens muda.
Dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya kualitas konten, pembuat konten diharapkan dapat berinovasi dan menghasilkan karya.
Karya yang tidak hanya menghibur, tetapi juga mendidik, pandangan generasi Z ini juga menunjukkan bahwa media sosial dan platform video perlu beradaptasi.
Dengan preferensi audiens yang semakin kritis, dalam menghadapi tantangan ini, penting bagi platform untuk menyediakan konten yang lebih beragam dan berkualitas.
Dengan demikian, mereka dapat memenuhi kebutuhan generasi muda yang tidak hanya mencari hiburan.
Tetapi juga pengetahuan dan pengalaman yang berarti, dengan demikian, survei ini tidak hanya mencerminkan pandangan generasi Z di Jepang.
Tetapi juga memberikan wawasan berharga bagi industri media dan pembuat konten di seluruh dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: