Merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW: Mengenang Sejarah dan Meneladani Ajaran Sang Nabi

Merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW: Mengenang Sejarah dan Meneladani Ajaran Sang Nabi

kegiatan rutinitas pengajian Majelis Darrul Asyiqin - media_darrulasyiqin-

INFORADAR.ID – Hari ini, umat Islam di berbagai belahan dunia memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, salah satu momen penting dalam kalender Islam. Peringatan Maulid ini tidak hanya sekadar mengenang kelahiran Nabi Muhammad, tetapi juga mengingatkan kembali umat Islam akan ajaran-ajaran yang beliau bawa.

Nabi Muhammad SAW lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun Gajah, yang dalam perhitungan kalender Masehi jatuh pada sekitar tahun 570 Masehi di kota Mekah.

Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW

Tradisi memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW pertama kali muncul pada masa Dinasti Fatimiyah di Mesir pada abad ke-10. Pada awalnya, peringatan ini dilakukan dengan upacara resmi oleh para penguasa, dan kemudian berkembang menjadi perayaan di kalangan masyarakat.

Dalam sejarahnya, Maulid diperingati secara luas untuk menghormati sosok Nabi sebagai utusan terakhir yang diutus oleh Allah SWT untuk membawa risalah Islam kepada seluruh umat manusia.

Di Indonesia, tradisi Maulid mulai dikenal sejak masuknya Islam pada abad ke-13. Hingga kini, Maulid Nabi diperingati dengan berbagai acara, seperti pengajian, pembacaan syair-syair pujian, hingga kegiatan sosial yang mengajarkan tentang pentingnya meneladani kehidupan Nabi Muhammad SAW.

Dalam beberapa komunitas, Maulid juga dirayakan dengan pesta rakyat dan penyajian makanan khas.

BACA JUGA:Pecat 43 Pegawai, Erick Thohir Tegaskan Komitmen Reformasi Total PSSI

BACA JUGA:Resep Sambal Matah ala Chef Willgoz, Gurih Pedasnya Mantul

Kisah Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad SAW lahir dalam keadaan yatim piatu. Ayahnya, Abdullah, meninggal sebelum kelahirannya, dan ibunya, Aminah, wafat ketika Nabi Muhammad masih kecil.

Dibesarkan oleh kakeknya, Abdul Muthalib, dan kemudian oleh pamannya, Abu Thalib, Nabi Muhammad tumbuh menjadi pribadi yang dikenal jujur dan amanah. Sebelum menjadi nabi, beliau dijuluki "Al-Amin" atau yang dapat dipercaya, karena integritasnya yang luar biasa.

Pada usia 40 tahun, Nabi Muhammad menerima wahyu pertama dari Allah SWT melalui Malaikat Jibril di Gua Hira. Wahyu ini menjadi titik awal dari kenabian beliau, yang kemudian menyebarkan ajaran Islam ke seluruh Jazirah Arab dan dunia.

Sebagai seorang nabi, Muhammad SAW menjadi teladan bagi umat Islam dalam segala aspek kehidupan, baik dalam hal keimanan, ketaatan, hingga akhlak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: