Gen Z Kudu Melek, Ini 3 Alasan Utama Kenapa Susah Dapet Kerjaan

Gen Z Kudu Melek, Ini 3 Alasan Utama Kenapa Susah Dapet Kerjaan

Ilustrasi orang yang sedang melakukan verifikasi berkas-freepik/@jcomp-

INFORADAR.ID - Perekrutan di era modern sedang mengalami perubahan yang signifikan, terutama saat Generasi Z memasuki pasar tenaga kerja. 

Generasi ini membawa nilai-nilai dan ekspektasi baru yang berbeda dari generasi sebelumnya, seperti keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, fleksibilitas, dan peluang untuk pengembangan diri. 

Mereka juga cenderung lebih menyukai perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial dan menghargai keberagaman dan inklusi. 

Penting untuk memahami bagaimana Generasi Z melakukan pendekatan dalam proses pencarian kerja dan rekrutmen sehingga perusahaan dapat menyesuaikan strategi rekrutmen mereka dan menciptakan lingkungan kerja yang menarik bagi tenaga kerja muda ini.

Namun, kebanyakan dari perusahaan saat ini sangat menghindari risiko dari penerimaan para pegawainya, sehingga tidak sedikitp perusahan yang menghindari calon karyawan gen Z.

BACA JUGA:Alasan Gen Z dan Milenial Lebih Suka Belanja dengan Uang Digital Daripada Uang Kertas

BACA JUGA:Gen Z Wajib Tahu, Ini 7 Level of Financial Freedom

Hal ini disebabkan karena gen z yang dianggap sebagai bermental lemah, sehingga banyak memiliki keluhan dari pekerjaan yang sedang diembannya.

Terdapat alasan lain bagi perusahaan mengurangi penerimaan calon karyawannya bagi gen z, sebagaimana yang disampaikan oleh @vincenttnat dalam unggahannya:

1. Terlalu Banyak Memilih

Gen Z yang baru lulus kuliah cenderung selektif dalam memilih pekerjaan karena memprioritaskan gaji, gengsi perusahaan, beban kerja, bonus, dan reward. 

Hal inilah yang dapat mengakibatkan mereka dengan hilangnya peluang kerja sehingga berujung pada pengangguran.

2. Ingin Gaji Besar Tapi Kerja Santai (Work Life Balance)

Saat ini para gen Z lebih mengutamakan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, menginginkan gaji besar namun minim pengalaman, sehingga sulit diterima bekerja dan berpotensi membebani perusahaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: