Sejarah dan Makna Bubur Suro, Sajian Tradisi Jawa Pada 1 Muharram

Sejarah dan Makna Bubur Suro, Sajian Tradisi Jawa Pada 1 Muharram

Sejarah dan makna bubur suro, hidangan tradisi Jawa pada 1 Muharram-@wibekti_mulyantari94-instagram.com

INFORADAR.ID - Bubur suro, kuliner ikonik dari Jawa, tampil mempesona setiap Malam 1 Muharram atau Malam 1 suro, menandai tradisi yang begitu lekat dengan budaya setempat.

Namun, tak hanya pada malam 1 Muharram, kelezatan bubur suro juga hadir menyambut 10 Suro, bertepatan dengan 10 Muharram dalam kalender Hijriyah.

Tradisi menyajikan dan menikmati bubur suro pada 1 Muharram telah diwariskan dari generasi ke generasi, tetap lestari di beberapa daerah hingga kini.

Bubur suro ini berfungsi sebagai ubarampe atau alat, bukan sebagai sesajen animistik, melainkan simbol dari kebijaksanaan leluhur.

BACA JUGA:Menara Mercusuar Anyer Banten, Pilar Sejarah dan Keagungan Maritim Indonesia

Asal Usul dan Sejarah

Dilansir dari laman indonesia.go.id, bubur suro awalnya dihidangkan untuk memperingati hari pertama kalender Jawa di bulan Suro, yang bertepatan dengan 1 Muharram.

Arie Novan, seorang pemerhati budaya Jawa, mengungkapkan bahwa tradisi membuat bubur suro telah ada sejak era Sultan Agung. 

Namun, ada juga cerita yang mengaitkan bubur ini dengan peringatan hari saat Nabi Nuh selamat setelah 40 hari mengarungi banjir besar.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by JOGJA SENI (@jogjaseni)

Makna dan Simbolisme

Menurut laman NU Online, kisah tentang Nabi Nuh ini memberikan landasan kuat bagi tradisi bersedekah dengan bubur suro di tengah masyarakat, menunjukkan bahwa ini bukanlah ritual sembarangan.

Bubur suro berfungsi sebagai ubarampe untuk memaknai kedatangan malam 10 Suro, lambang rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa atas segala berkah dan rezeki yang diterima, mirip dengan hidangan pada upacara adat Jawa lainnya.

Keunikan bubur suro juga terletak pada simbolisme angka tujuh, terlihat dari penggunaan tujuh jenis kacang seperti kacang tanah, kacang kedelai, kacang hijau, kacang mede, dan lainnya.

Angka tujuh ini melambangkan tujuh hari dalam seminggu, sehingga menyantap bubur suro diharapkan membawa berkah dan kelancaran hidup setiap hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: indonesia.go.id