FIlosofi di Balik Baju Pangsi, Sebuah Eksplorasi Budaya Betawi dan Banten

FIlosofi di Balik Baju Pangsi, Sebuah Eksplorasi Budaya Betawi dan Banten

Baju Pangsi, salah satu pakaian tradisional Banten.-batiktangerang-instagram.com

INFORADAR.ID - Baju Pangsi, sebuah pakaian tradisional yang khas dari Indonesia, telah menjadi bagian integral dari budaya Betawi dan Sunda.

Di kalangan masyarakat Betawi, baju Pangsi sering kali dikenakan oleh tokoh-tokoh masyarakat terkemuka, sementara di kalangan Sunda, khususnya di Banten, baju Pangsi menjadi busana adat bagi pria.

Menurut penjelasan dalam buku "Pakaian Adat Tradisional Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta" (1995), karya Abdurachman dkk., baju Pangsi merupakan jenis blus laki-laki yang biasanya dikenakan di luar baju koko atau singlet. Desain blus ini, seperti rompi, dapat dipakai oleh siapa saja.

Selain sebagai busana adat, baju Pangsi juga sering digunakan dalam latihan seni bela diri tradisional di Banten, yang dikenal sebagai silat. Silat merupakan bagian penting dari budaya Banten yang populer dan sering dipraktikkan.

BACA JUGA:Ragam Pakaian Tradisional Banten, Mirip dengan Jawa Barat?

Meskipun baju Pangsi umumnya berwarna hitam, namun tidak jarang juga terdapat variasi warna sesuai dengan acara atau penggunaan tertentu.

Terdiri dari atasan yang disebut Salontreng dan celana yang disebut Pangsi, baju Pangsi lengkap dengan aksesori seperti sendal selop dan ikat kepala khas Banten yang disebut totopong.

Atasan baju Pangsi seringkali memiliki enam kancing yang melambangkan prinsip-prinsip iman atau lima kancing yang melambangkan prinsip-prinsip Islam.

Menurut informasi dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Pangsi Banten bukan hanya sekadar pakaian untuk menutupi tubuh, namun juga memiliki makna filosofis yang berkaitan dengan kehidupan tradisional di Banten pada masa lampau.

Perbedaan nyata juga terlihat antara penggunaan baju Pangsi di antara Betawi dan Banten.

Di Banten, baju Pangsi selalu dikancing, sementara di Betawi, seringkali baju Pangsi tidak memiliki kancing atau tidak dikancingkan.

Selain itu, terdapat istilah khusus dalam penggunaan baju Pangsi, seperti "tangtung" yang menggambarkan kekuatan sikap sesuai dengan aturan hidup, dan "suja" yang menggambarkan keteguhan dan kekuatan dalam keyakinan serta prinsip hidup, tanpa mudah tergoyahkan. (*)

BACA JUGA:Leumeung Malimping, Keindahan Kuliner yang Membawa Aroma Khas Banten Selatan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: