Kontroversi Film Vina: Sebelum 7 Hari Dinilai Niretika oleh Kritikus Film

Kontroversi Film Vina: Sebelum 7 Hari Dinilai Niretika oleh Kritikus Film

Kontroversi film Vina: Sebelum 7 Hari dinilai niretika--

INFORADAR.ID- Film Vina: Sebelum 7 Hari yang baru dirilis baru-baru ini menarik perhatian publik dan menjadi perbincangan hangat di kalangan netizen.

Kisah yang diceritakan dalam film ini bermula dari kisah nyata dan tragis yang dialami Vina.

Sejak dirilis, Vina: Sebelum 7 Hari telah menarik lebih dari satu juta penonton dalam 3 hari.

Namun di sisi lain, film ini juga mendapat banyak reaksi berbeda dari netizen.

Sebagian netizen merasa tersentuh dan terharu dengan kasus Vina, sementara sebagian lainnya menilai film tersebut menimbulkan trauma dan menganggapnya sebagai hiburan yang sensitif.

BACA JUGA:Film Romcom The Idea of You, Kisah Cinta Janda 40 Tahun dengan Band Pop Terkenal

Hal ini menimbulkan beberapa kontroversi terkait film Vina: Sebelum 7 Hari.

Melansir dari Instagram @konde.co, filmaker dan kritikus Nosa Normanda mengatakan film Vina adalah "jebakan" karna bisa tayang dan lulus sensor meski adegannya tidak etis.

"Kalau kita tahu itu horor dan itu gak biopik (biografi) kan, yaudah, orang nonton horor. (Adegan) perkosaannya, perkosaan 'bohong-bohongan'. Kan orang mikirnya begitu. Tapi begitu jadi biopik aduh masalah besar," kata Nosa melalui konde.co

Adegan kesurupan sahabat Vina menyebar dengan cepat di jejaring sosial, yang mengejutkan adalah ketika rekaman suara Nayla D. Purnama, pemeran utama film tersebut, diputar pada bagian credit.

Suara jeritan dan tangisan yang menghantui memenuhi bioskop, membuat penonton kaget.

Selain adegan aslinya, netizen juga mengkritik beberapa adegan dalam film yang tidak seharusnya ditayangkan, seperti adegan pemerkosaan tanpa sensor yang membuat malu penonton.

Sebuah adegan dalam film yang berdasarkan kisah nyata memperlihatkan karakter Vina yang mengalami pelecehan seksual oleh anggota geng motor.

Beberapa penonton dan kritikus, bahkan memilih untuk tidak menonton film tersebut karena dianggap tidak etis dan kurang mendukung korban kekerasan seksual.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: