Sejarah Tari Topeng Randegan Majalengka yang Kini Telah Punah
Tari topeng randegan kesian Jawa Barat--Tangkap Layar Youtube/ Teras Studio
INFORADAR.ID - Menengal Tari Topeng Randegan asal Majalengka yang telah punah.
Tari Topeng Randegan adalah salah satu kesenian yang berkembang di Desa Randegan, Kecamatan Gegesik, Majalengkam Jawa Barat.
Tari Topeng Randegan merupakan turunan tari topeng Cirebon. Terdapat persamaan dan perbedaan diantara keduanya.
Persamaanya ialah kedua tari tersebut di terbagi atas bagian-bagian babak yang digambarkan dengan babakan. Sedangkan perbedaanya adalah terletak pada urutan baabakan dan gerakan.
Berikut ini adalah sejarah Tari Topeng Randegan dan upaya para seniman pelestarikan kesenian Majalengka yang kini harus punah.
Awal Mula Lahirnya Tari Topeng Randegan
Pada awalnya, hanya ada Tari Topeng Cirebon. Di Cirebon, Jawa Barat, Tari Topeng Cirebon dibawa ke desa Beber, Kecamatan Ligung, Majalengka, Jawa Barat, oleh seorang yang bernama Mbah Sontendibawa.
Topeng Beber diwariskan dari Esoh kepada Rini kemudian ke Dapeng dan diturunkan ke Andet Suwanda, dan dari Andet Suwanda kepada Iyat Suryati.
Dari Iyat Suryati, topeng ini diwariskan kepada Rohati, dan dari Ibu Rohati kepada Yayah Tarsia.
Akhirnya, Yayah pindah dari Desa Beber ke Desa Randegan Weta. Dari nama desa tersebut, tari topeng yang berkembang di desa Randegan Wetan diberi nama Topeng Randegan.
BACA JUGA:Tari Topeng Randegan Majalengka Jawa Barat Punah
Makna Tari Topeng Randegan
Tarian topeng Cirebon dan turunan dari topeng beber dan kemudian topeng randegan, dan bentuk kesenian ini terdiri dari lima tarian dengan lima topeng yang berbeda, kelimanya menggambarkan perwatakan manusia, yang meliputi panji, samba, rumyang, temenggung, dan klana (rahwana).
Ada juga filosofi yang membuat pertunjukan seni ini tidak hanya sekedar tontonan tapi juga tuntunan. Tari Topeng mengandung ajakan untuk beribadah. Sebagian besar gerakan tari topeng selalu berupa tangan yang direntangkan ke atas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: jurnal ria intani t 2016