Silat Bandrong Asal Banten, Warisan Leluhur yang Dikenal Berbahaya

Silat Bandrong Asal Banten, Warisan Leluhur yang Dikenal Berbahaya

Ilustrasi silat bandrong Banten--canva/ Odua Images

INFORADAR.ID - Provinsi Banten memiliki kesenian tradisional yang beragam, salah satunya seni bela diri silat bandrong.

Pencak silat bandrong, seni bela diri yang lahir pada 1500 masehi yang ada sebelum berdirinya Kesultanan Banten.

Melansir dari kemendikbud.go.id nama silat bandrong diambil dari jenis ikan terbang dengan nama yang sama, ikan bandrong.

Ikan bandrong diambil dari sejenis ikan terbang yang sangat lincah, dapat melompat tinggi dan jauh, serta menyerang kerang-kerangan dengan moncongnya yang panjang dan bergerigi tajam.

Ikan bandrong ini sangat berbahaya karena dapat menghancurkan musuh dengan sekali serangan. 

Ki Patih Jaga Laut atau Patih sangat menyukai dan sering memperhatikan gerak-gerik ikan bandrong, karena ikan ini lincah dan gesit serta memiliki jarak lompatan yang jauh.

BACA JUGA:Sejarah Penyebaran Ikan Mujair di Indonesia, Awalnya Ditemukan di Salah Satu Pantai di Banten

Akhirnya, Ki Patih menggunakan nama ikan ini untuk teknik bela dirinya dan menamainya pencak silat bandrong.

Orang yang pertama kali mempopulerkan bela diri ini adalah seorang pendekar bernama Ki Agus Jo, yang dikenal dengan sebutan Ki Beji.

Ki Beji terkenal dengan kyia dan merupakan guru besar bandrong bagi masyarakat yang tinggal di lereng Gunung Suntri. 

Di antara murid-muridnya yang terkenal adalah Ki Sarap dan Ki Ragil dari desa Gudang Batu di Waringin Kurung. 

Pelatihan ketangkasan dan keterampilannya berlangsung di Pulo Kali, di mana ia dilatih langsung oleh saudara-saudaranya, Ki Sarap dan Ki Ragil.

Di sana mereka juga menghabiskan masa tuanya. Setelah wafat, mereka berdua dimakamkan di pemakaman umum di daerah Kahal, Kecamatan Pulo Ampel.

Hingga saat ini, tempat tersebut dikenal dengan sebutan "Makam Ki Kahal". Banyak orang yang berziarah ke sana, terutama para pesilat bandrong. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: kemendikbud