Melihat Politik dari Novel Tere Liye, Demokrasi, Materi, dan Persaingan Kedudukan
![Melihat Politik dari Novel Tere Liye, Demokrasi, Materi, dan Persaingan Kedudukan](https://inforadar.disway.id/upload/62b28d2da26d9127f1ee5c1bdb90c592.jpeg)
Belajar Politik dari Novel Tere Liye, Demokrasi, Materi, dan Persaingan Kedudukan--Gramedia
Kini Thomas yang telah menjadi seorang konsultan politik, sudah memiliki cukup banyak pengalaman memegang klien yang ingin menjabat, misalnya dari walikota menjadi gubernur.
Saat ini dirinya membantu JD sebagai klien untuk bisa menjadi kandidat partai untuk calon presiden mendatang.
Namun rupanya sebuah kasus dituduhkan pada kliennya, dengan tujuan mencoreng nama baik JD sebagai kandidat. Usut punya usut, rupanya itu adalah perbuatan kubu lawan JD yang tidak segan-segan melemparkan kasus korupsi besar-besaran pada JD, saat dirinya menjabat sebagai gubernur tahun lalu.
Di Negeri di Ujung Tanduk kehidupan semakin rusak. Bukan karena orang jahat semakin banyak, tapi semakin banyak orang yang memilih tidak peduli lagi. Di Negeri di Ujung Tanduk para penipu menjadi pemimpin, para pengkhianat menjadi pujaan.
Bukan karena tidak ada lagi yang memiliki teladan, tapi mereka memutuskan menutup mata dan memilih hidup bahagia sendirian.
Tapi setidaknya, di Negeri di Ujung Tanduk seorang petarung sejati akan memilih jalan suci. Meski habis seluruh darah di badan, menguap segenap air mata, dia akan berdiri paling akhir demi membela kehormatan.
Jadi itulah dua novel Tere Liye yang berkaitan dengan politik, meski ini hanya novel fiksi, banyak dari pembacanya yang mengatakan bahwa kisah yang dialami Thomas tidak jauh berbeda dari yang terjadi di dunia nyata.(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: