3 Destinasi di Hutan Kalimantan, Lokasi Syuting Petualangan Sherina 2

INFORADAR.ID - Siapa yang sudah menonton Petualangan Sherina 2? Setelah 23 tahun, Sherina dan Sadam akhirnya kembali menyapa para penggemarnya dalam sekuel film yang sarat akan nilai-nilai persahabatan.

Jika pada film sebelumnya, petualangan Sherina berlangsung di kota Bandung yang indah, kali ini Miles Production mengajak ke hutan Kalimantan yang eksotis.

Film Petualangan Sherina 2 yang tayang perdana pada Kamis 28 September 2023 ini mengambil lokasi syuting di Jakarta dan sebagian besar wilayah Kalimantan Tengah.

Para pemain dan kru menghabiskan waktu selama 46 hari di berbagai lokasi di wilayah Kalimantan Tengah, termasuk di kawasan hutan di desa Tumbang Kaman dan Tumbang Manggu di Kabupaten Katingan.

BACA JUGA:Telusuri 7 Lokasi Syuting Gadis Kretek

Beberapa adegan juga difilmkan di Jembatan Kahayan dan Suaka Orangutan Nyaru Menteng di Palangka Raya.

Tentu saja, lokasi syuting film Petuarangan Sherina 2 tidak semuanya dapat diakses oleh wisatawan pada umumnya. 

Namun tidak perlu khawatir, karena Anda tetap bisa merasakan kembali petualangan Sherina di hutan Kalimantan dengan mengunjungi beberapa lokasi syuting di bawah ini.

3 Destinasi di Hutan Kalimantan ala Film Petualangan Sherina 2

1. Arboretum Nyaru Menteng

Di sinilah orangutan direhabilitasi dan dilindungi oleh organisasi Borneo Orangutan Survival (BOS). Produser Mira Lesmana menamai tempat kerja Saddam dengan sebutan "Oukal" (Orangutan Kalimantan), yang juga terinspirasi dari organisasi tersebut.

Secara administratif, Arboretum Nyaru Menteng terletak di Palangka Raya, Desa Tumbang Tahai, Kecamatan Bukit Batu, Kalimantan Tengah, atau sekitar 40 menit berkendara dari pusat kota Palangka Raya. Selain menjadi 'sekolah' bagi orangutan, di sini juga terdapat bumi perkemahan dan hutan dengan beragam flora dan fauna.

Keteduhan dan fasilitas Arboretum Nyaru Menteng hanya dapat dikunjungi oleh wisatawan pada akhir pekan dari pukul 09,.00 hingga 15.00. 

Pembatasan ini untuk memberikan ruang dan waktu bagi satwa-satwa yang ada di dalamnya agar tidak terganggu oleh aktivitas manusia.

Sumber: