Mengenal Keunikan Seni Tradisi Pacu Jawi Yang Hanya Ada di Ranah Minang
Tradisi Pacu Jawi ikon budaya warga Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat-Foto Pribadi Bryan-
INFORADAR.ID - Tradisi Pacu Jawi merupakan seni yang bersifat menghibur yang diselenggarakan menjelang & selepas panen padi berupa memacu sepasang sapi disawah yang berair dan berlumpur. Awalnya Pacu Jawi dimulai disebuah nagari yaitu Nagari Tuo (desa tua) Pariangan Kabupaten Tanah Datar. Tradisi pacu jawi ini diadakan sebagai bentuk rasa syukur karna panen raya dan menjadi ajang silaturrahim warga sekitar.
Tradisi Pacu jawi, berasal dari bahasa Minangkabau yang berarti "balapan sapi," atau sebuah kompetisi olahraga tradisional yang diadakan di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Indonesia. Dalam acara ini, sepasang sapi berlari di lintasan sawah berlumpur dengan panjang berkisar antara 60 hingga 250 meter, sementara seorang joki berdiri di belakangnya, memegang kendali kedua sapi tersebut.
Meskipun disebut "balapan," perlombaan ini melibatkan satu pasang sapi tanpa adanya lawan, dan tidak ada pengumuman resmi sebagai pemenang dari tradisi ini. Karena setiap pasangan sapi akan berlari secara bergantian, sementara penonton akan menilai kinerja sapi, terutama dalam hal kecepatan dan kemampuan berjalan lurus.
Hal tersebut ditegaskan oleh Sekretaris Kabupaten Tanah Datar, Rusdianto Datuk Majuindo, yang menyatakan bahwa tradisi pacu jawi ini adalah seni bukan sebuah perlombaan.
"Tradisi pacu jawi ini tidak ada pemenang juara satu dan dua, dan tidak untuk diperlombakan karena berhubungan dalam falsafah minang adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah. Syarak mengatur, Adat memakai dan inilah adat memakai dalam pacu jawi tidak boleh ada perlombaan nya," tegasnya
Rusdianto juga mengungkapkan bahwa tradisi pacu jawi ini hanya ada di Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat dan sudah menjadi ikon Sumatra Barat bahkan Indonesia di mancanegara.
"Pacu jawi hanya ada di empat kecamatan Sungai Tarab, Pariangan, Lima Kaum, dan Rambatan, yang semuanya hanya ada di Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat," ungkap Rusdianto Datuk Majuindo saat diwawancarai.
Seiring berjalannya waktu, tradisi pacu jawi telah menjadi daya tarik wisata yang mendapat dukungan dari pemerintah, bahkan menjadi objek fotografi yang meraih berbagai penghargaan dalam dunia fotografi. Pada tahun 2020, pemerintah Republik Indonesia secara resmi mengakui pacu jawi sebagai salah satu Warisan Budaya Tak Benda khas Indonesia dalam kategori Seni Pertunjukan, yang berasal dari Sumatera Barat.
Tradisi pacu jawi ini juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat lokal setempat sebagaimana diungkapkan oleh Rusdianto Datuk Majuindo selaku Sekretaris Kabupaten Tanah Datar.
"Ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat contohnya orang berjualan saat kegiatan ini berapa banyak uang yang masuk dan berputar di masyarakat setempat dan kegiatan ini bahkan dibantu oleh pemerintah melalui dispora,"ungkapnya.
Rusdianto juga menjelaskan bahwa hal yang menarik dari tradisi pacu jawi ini adalah dari seni nya dalam mengarahkan sapi dengan baik oleh seorang joki.
"Kita melihat seni nya, seni pacu jawi kita ini mengharuskan kita mengarahkan sepasang sapi ini agar lari nya dapat bersahabat tidak saling menyikut dan terus berlari lurus kedepan,"ujarnya.
Terakhir Rusdianto Datuk Majuindo berharap agar ikon seni budaya pacu jawi khas Kabupaten Tanah Datar ini dapat dikenal keseluruh Indonesia bahkan mancanegara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: