Berkunjung ke Mercusuar
Mercusuar- instagram @alexander79agung-
INFORADAR.ID - Wilayah Anyer dan sekitarnya memiliki segudang destinasi wisata. Salah satu destinasi wisata yang paling sering dukunjungi tak lain adalah pantainya. Namun, ada juga wisatawan yang mengunjungi Anyer, namun lebih memilih berkunjung ke mercusuar Herman "Willem" Daendels, Cikoneng.
Seperti namanya, mercusuar ini dibangun zaman Gubernur Jendral Hindia Belanda, Herman Willem Daendles pada tahun 1806. Oleh Willem Daendels, mercusuar ini dijadikan titik nol pembangunan Jalan Raya Anyer (Banten)-Panarukan (Jawa Timur) sepanjang 1.100 km pada tahun 1825.
Saat ini, mercusuar "Willem" Cikoneng juga dikenal dengan nama menara Cikoneng saja. Saat berkunjung ke menara ini kita seperti melintas mesin waktu, mengunjungi perdaban masa silam, dimasa Indonesia masih dibawah pemerintahan Hindia Belanda.
Di tempat ini juga terdapat artefak dari mercusuar lama yang terkena dampak letusan gunung Krakatau. Informasi terkait sejarah mercusuar "Willem" Cikoneng juga dibuatkan melalui diorama dan monumen, sehingga kita mengetahui sejarah peradaban diwilayah Anyer ini.
Maaih ditempat ini, kita juga bisa membayangkan pada zaman itu kapal-kapal dagang dari mancanegara berlabuh dan bersandar di dermaga ini. Kita juga dapat meyakini betapa Pemerintahan Hindia Belanda dapat menguasai Indonesia di pulau Jawa melalui potret menara mercusuar "Willem" Cikoneng yang menjulang tinggi dan megah dizamannya.
BACA JUGA:Viral, Deretan Wisata Bandung yang Sedang Hits dan Wajib untuk dikunjungi
Lantas, berapa biaya masuk ke menara mercusar "Willem" Cikoneng ini? Untuk yiket masuk dikenakan Rp 50 ribu. Tiket ini dikelola karang taruna setempat. Akses masuk harus melewatu bibir pantai, setelah parkir di sebelah area yang dikelola Kementerian Perhubungan.
Melansir Wikipedia, Mercusuar yang berdiri saat ini, adalah mercusuar baru dengan jarak 50 meter dengan mercusuar yang pertama. Mercusuar Willem Cikoneng saat ini dibangun 500 meter dari laut, sementara pondasi mercusuar lama dijadikan tugu penanda nol kilometer.
Bangunan setinggi 75,5 meter ini masih kokoh berdiri hingga sekarang. Dinding bangunan terbuat dari baja setebal 2,5-3 cm. Dinding bangunannya secara rutin di cat ulang sedangkan bagian dalam selalu dibersihkan agar tidak licin. Di bagian belakang bangunan tertera tulisan:
"VERVAARDIGO DOOR DE FIRMA L.I.E.N.T.H.O.V.E.N & c.o's CRAVENHAGE, HOLLAND 1885"
Artinya:
DIPRODUKSI OLEH PERUSAHAAN "L.I.E.N.T.H.O.V.E.N & c.o CRAVENHAGE, BELANDA 1885"
Tulisan tersebut menerangkan nama perusahaan yang membangun mercusuar ini, yaitu L.I.E.N.T.H.O.V.E.N & c.o. Di bagian tengah mercusuar terdapat bangunan kecil yang menjulang ke atas, yang merupakan sumbu atau penyangga dari mercusuar.
Untuk mencapai puncak tertinggi mercusuar, pengunjung harus naik tangga sebanyak 286 anak tangga dari 18 lantai. Namun, setelah pandemi Covid-19 sudah tidak dibolehkan lagi menaikin mercusuar, karena ada beberapa anak tangga yang rusak. Hingga kini, mercusar "Willem" Cikoneng hanya dijadikan spot foto oleh wisatawan. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: wisata