Makam Syekh Waliyudin Bencongan Jadi Destinasi Wisata Religi Populer di Kabupaten Tangerang

Makam Syekh Waliyudin Bencongan Jadi Destinasi Wisata Religi Populer di Kabupaten Tangerang

Suasana Makam Syeh Waliyudin di Kabupaten Tangerang-Facebook pemburu berkah jaya-

INFORADAR.ID - Makam keramat Bencongan atau makam Syekh Waliyudin yang berada di Kelurahan Bencongan Indah, Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang menjadi tempat penziarahan paling banyak dikunjungi oleh penziarah saat malam Jumat. Dimana para penziarah yang datang bukan saja berasal dari Kabupaten Tangerang, melainkan juga dari masyarakat luar Tangerang.

Keberadaan makam Syekh Waliyudin ini berada di pusat perkotaan Kelapa Dua, yang tidak jauh dengan kawasan Lippo Karawaci. Namun ketika kita memasuki kawasan Makam Syekh Waliyudin tersebut. Nampak kesyahduan terpancar dalam lokasi makam tersebut.

Menurut cerita, awalnya salah seorang warga tidak sengaja menemukan makam Syekh Waliyudin tersebut pada tahun 1875 dalam keadaan bersih dan tidak berumput dalam pusara makam tersebut.

Konon katanya, apabila diatas makam ada yang melintas seperti burung, maka burung itu akan jatuh ke tanah sekitar makam keramat tersebut.

Sehingga, atas kesepakatan bersama oleh para ulama setempat. Maka makam tersebut diberi nama makam Syekh Waliyudin.

BACA JUGA:Jejak Sejarah Makam Ki Buyut Papak di Pandeglang, Objek Wisata Ziarah Banten yang Tersembunyi

Nah, dari sinilah kabar tentang  keberadaan makam Syekh Waliyudin menjadi cerita dari mulut ke mulut, bahkan hingga hampir sebagian masyarakat di pulau jawa, terutama etnis tionghoa datang dan berziarah untuk berdoa dan meminta berkah.

Dan hingga saat ini makam Bencongan atau makam Syekh Waliyudin tersebut ramai dikunjungi masyarakat, terlebih lagi pada malam Jumat atau malam-malam tertentu.

Diketahui juga, dahulu sebelum diberi nama, tempat ini sangatlah terkenal akan kekuatan gaib penjaganya, burung yang melintas diatasnya pasti akan jatuh, termasuk hewan liar yang coba mengotori wilayah itu akan mengalami kematian.

Hal ini dibuktikan dengan banyaknya bangkai atau tulang belulang disekitar pusara tersebut.

Untuk meredam gaib yang mengerikan itu atas petunjuk para alim ulama, maka diambil air untuk menyiram makam tersebut dengan sebongkah batu yang dipasang sebagai pusara, yang semuanya itu di bawa dari hulu sungai Cisadane yang melintas dari Kabupaten Bogor hingga Kabupaten Tangerang. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: