Inilah 7 Pelanggaran Tragedi Kanjuruhan Versi Komnas HAM
Komisioner Komnas HAM Choirul Anam saat memberikan keterangan pers. Foto: --- PMJ News/YouTube Humas Komnas HAM-----
JAKARTA, INFORADAR.ID --- Setelah beberapa minggu melakukan investigasi terkait tragedi Kanjuruhan, Komnas HAM merilis hasil dari investigasinya tersebut.
Setidaknya ada tujuh pelanggaran HAM pada trsgedi Kanjuruhan, sehinggaa menewaskan ratusan orang pada 1 Oktober 2022 lalu.
Rabu, 2 November 2022, Komisi Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) merilis laporan hasil investigasi terkait Tragedi Kanjuruhan. Dalam laporan itu, setidaknya ada tujuh pelanggaran HAM di tragedi yang menewaskan ratusan orang tersebut.
"(Pertama) penggunaan gas air mata dalam proses pengamanan pertandingan di dalam stadion merupakan bentuk penggunaan kekuatan berlebihan," ungkap Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam kepada wartawan, Rabu, 2 November 2022 sebagaimana dikutip dari laman PMJ News.
Anam menambahkan, pelanggaran HAM kedua yakni adanya 45 kali tembakan gas air mata. Tembakan inilah yang menjadi pemicu utama tewasnya ratusan orang.
"(Pelanggaran ketiga) hak memperoleh keadilan. Bahwa saat ini proses penegakan hukum belum mencakup keseluruhan pihak-pihak yang seharusnya bertanggung jawab dalam pelaksanaan pertandingan dan pelaksanaan kompetisi," tuturnya.
Sementara pelanggaran HAM keempat, lanjut Anam, adalah hak untuk hidup. Dia menyebut kematian 135 orang pada Tragedi Kanjuruhan merupakan pelanggaran hak untuk hidup.
"(Kelima) hak atas kesehatan. Banyak orang tiba-tiba terluka akibat gas air mata itu, yang matanya merah, kakinya patah, sesak napas, trauma, dan sebagainya," terangnya.
Menurut Anam, pelanggaran keenam adalah hak anak. Dimana banyak anak yang menjadi korban Tragedi Kanjuruhan. Tercatat setidaknya ada 38 anak yang meninggal dunia per tanggal 11 Oktober 2022.
"(Pelanggaran ketujuh) pelanggaran terhadap business and human rights. Jadi entitas bisnis yang mengabaikan hak asasi manusia. Jadi dia lebih menonjolkan aspek-aspek bisnisnya daripada aspek hak asasi manusia," tukasnya.
Editor: M Widodo
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: