Indonesia Mulai Garap Logam Tanah Jarang, Inilah Gambaran Sekilasnya

Indonesia Mulai Garap Logam Tanah Jarang, Inilah Gambaran Sekilasnya

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan (dua dari kanan) dalam sebuah acara bersama Presiden Joko Widodo. Foto: --- Laman setkab.go.id -----

INFORADAR.ID --- Istilah Logam Tanah Jarang masih begitu asing di telinga kita. Seperti apa wujudnya, apakah merupakan barang tambang serta kegunaannya untuk apa? Inilah gambaran singkatnya.

Saat ini, Pemerintah Indonesia tengah konsen dalam menggarap logam tanah jarang atau yang dikenal dengan sebutan Rare Earth Elements (REE). 

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves) Luhut Binsar Pandjaitan pun berulang kali menyinggung terkait LTJ yang belum dimanfaatkan di dalam negeri.

Logam tanah jarang dinilai banyak diekspor secara ilegal, sehingga akan segera dilakukan penataan dan pemanfaatannya di dalam negeri.

Maka dari itu pemerintah sedang konsen terkait pemanfaatan LTJ di dalam negeri.

Keseriusan pemerintah terlihat dengan menerbitkan Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kepmenkomarves) Nomor 88 Tahun 2021 tentang Tim Koordinasi Pengawasan, Pengendalian, Penegakan Hukum dan Pemanfaatan Produk Samping Atau Sisa Hasil Pengolahan Komoditas Tambang Timah Untuk Industri Dalam Negeri.

Saat ini pemerintah melakukan pembangunan pengembangan teknologi industri LTJ yang dilakukan bersama dengan enam pihak melalui penandatangan kerjasama (PKS) tentang riset dan percepatan hilirisasi monasit menjadi oksida logam tanah jarang, fosfat, uranium, dan torium.

Keenam pihak itu antara lain KemenkoMarves, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), PT Bersahaja, PT Rekayasa Industri (Rekind), dan PT Timah.

Asisten Deputi Pengelolaan Sampah dan Limbah Kemenkomarves Rofi Alhanif mengatakan kerja sama ini merupakan sejarah baru bagi Indonesia. 

Sebab pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan swasta dapat bekerja sama untuk membangun sesuatu yang baik untuk riset dan pengembangan.

"PKS ini betul-betul harus kita kawal dan mudah-mudahan sesuai target awal output dari PKS ini kita bisa mendorong hilirisasi untuk pengolahan monasit menjadi oksida LTJ yang bisa terlaksana," tutur Rofi. 

Rofi berharap 2024 nanti Indonesia sudah memiliki demo plan yang bisa membuktikan anak bangsa dapat membuat teknologi pengolahan LTJ yang masih belum banyak di dunia.

"Ke depan logam ini akan penting dan strategis yang membuat akan menjadi rebutan banyak negara karena penerapannya untuk teknologi," katanya sebagaimana dikutip dari laman Sekretariat Presiden. 

Sementara itu CEO PT Bersahaja Arbi Leo mengungkapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan oleh Pemerintah terkhusus atas inisiasi KemenkoMarves, sehingga pihaknya bisa ikut serta mewujudkan pembangunan hilirisasi industri Monazite menjadi Logam Tanah Jarang, Uranium dan Thorium.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: