Penderita Penyakit Tidak Menular Meningkat, Ini Kondisinya di Indonesia dan Cara Mengatasinya

Penderita Penyakit Tidak Menular Meningkat, Ini Kondisinya di Indonesia dan Cara Mengatasinya

--

INFORADAR.ID --- Selain penyakit menular yang selama ini kita kenal, ternyata ada Penyakit Tidak Menular (PTM) yang jumlah penderitanya terus meningkat setiap tahun di Indonesia. 

PTM termasuk dalam penyakit katastropik atau membutuhkan perawatan medis yang lama dan berbiaya tinggi. Tentunya ini juga semakin membebani pembiayaan pelayanan kesehatan kita. 


--

PTM adalah penyakit yang bukan disebabkan oleh infeksi kuman. Yang termasuk kategori PTM ini diantaranya adalah stroke, penyakit jantung koroner, kanker, diabetes melitus, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dan gangguan akibat kecelakaan dan tindak kekerasan.

Orang dengan faktor risiko PTM disarankan melakukan aktivitas fisik untuk meningkatkan imunitas terutama di masa pandemi ini.


--

Salah satu penyebab timbulnya PTM adalah kurangnya kontrol konsumsi gula, garam dan lemak berkontribusi nyata terhadap terjadinya Penyakit Tidak menular (PTM). Dan ini terjadi lho di Indonesia.

Dikutip dari laman Kemenkes RI, dalam 5 tahun terakhir, presentase penyakit tidak menular di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. 

Angka kematian akibat PTM juga cukup tinggi. Setiap tahunnya lebih dari 600.000 orang di Indonesia meninggal akibat PTM.


--

Terbanyak didominasi oleh stroke, penyakit jantung koroner, kanker, diabetes melitus dan komplikasinya, serta penyakit paru kronis. 

Ngeri kan? Untuk itu, PTM harus segera dikendalikan. 

"Caranya gimana? Mulai dari diri sendiri dulu yuk. Budayakan gaya hidup sehat dengan kurangi konsumsi GGL, perbanyak makan sayur, dan rutin aktivitas fisik," tulis laman Kemenkes. 

Pemerintah turut mengatur konsumsi GGL di masyarakat. Salah satunya menerbitkan Permenkes No. 30 Tahun 2013 yang diperbarui dalam Permenkes No. 65 Tahun 2015. Tujuannya agar konsumsi GGL tetap terjaga, masyarakat Indonesia selalu sehat dan bugar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: