Evaluasi PPKM, Presiden Jokowi Instruksikan Vaksinasi Digencarkan (Lagi)
Presiden Jokowi memimpin Ratas Evaluasi PPKM, di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa, 23 Agustus 2022. Foto: --- Humas Setkab -----
JAKARTA, INFORADAR.ID --- Indonesia mengklaim sebagai salah satu negara di dunia yang mampu mengatasi gelombang covid-19 sub varian BA.4 dan BA.5 dengan sukses.
Keberhasilan tersebut disebabkan oleh tingginya level imunitas masyarakat karena vaksinasi yang gencar dilakukan serta tingkat infeksinya yang tinggi saat gelombang Omicron melanda.
Kendati demikian, Presiden Jokowi, menginstruksikan jajarannya untuk kembali menggencarkan vaksinasi bagi daerah-daerah yang kadar imunitas masyarakatnya sudah menurun.
“Kombinasi antara vaksinasi di bulan November, Desember, Januari dan infeksi di bulan Februari dan Maret, itu membuat di bulan Juni, Juli, Agustus, kadar antibodi masyarakat Indonesia itu tinggi sekali. Sehingga boleh dibilang, pada saat BA.4 (dan) BA.5 masuk, kita tidak terganggu sama sekali kasusnya,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa, 23 Agustus 2022 usai mengikuti Rapat Terbatas (Ratas) mengenai Evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang dipimpin Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
Menkes Budi Gunadi Sadikin (kiri) menggelar konferensi pers menyampampaikan hasil Ratas PPKM didampingi Menko Perekonomian Airlangga Hartarto di Istana Negara, Selasa, 23 Agustus 2022. Foto: -- Humas Setkab -----
Kendati demikian kita tidak boleh berpuas diri. Presiden Jokowi, kata Menkes, menginstruksikan jajarannya untuk kembali menggencarkan vaksinasi bagi daerah-daerah yang kadar imunitas masyarakatnya sudah menurun.
Melanjutkan keterangannya, Menkes mengatakan, “Untuk yang gelombang ini (BA.4 dan BA.5) Indonesia menjadi satu negara, dari segelintir negara, dari beberapa negara, dari sedikit negara di dunia yang sudah berhasil melampaui gelombang BA.4 (dan) BA.5 dengan sangat baik,” ujar Menkes
Dikutip inforadar.id dari laman Setkab RI, hasil Sero survei yang dilakukan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bekerja sama dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) pada Juli 2022 menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki titer antibodi yang tinggi.
“Desember (2021) hanya 88 persen dari masyarakat yang memiliki antibodi, sekarang naik ke 98,5 persen. Level antibodinya yang tadinya cuma sekitar 400-an unit per mililiter, sekarang naik lebih dari 2.000 unit per mililiter. Akibatnya memang terbukti populasi masyarakat Indonesia sudah sangat terlindungi dari level antibodinya,” jelas Menkes.
Suasana Ratas Evaluasi PPKM yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Selasa, 23 Agustus 2022 Foto: -- Humas Setkab -----
Meski demikian, Budi mengatakan bahwa tingginya kasus konfirmasi harian di berbagai negara lain akan mengakibatkan terjadinya mutasi dan munculnya varian baru yang diperkirakan terjadi pada awal tahun 2023. Budi pun mengimbau masyarakat untuk waspada terkait munculnya varian baru tersebut salah satunya dengan menjaga level imunitas.
“Ujiannya adalah enam bulan lagi, sekitar bulan Januari, Februari, Maret 2023. Kalau kita benar-benar bisa melampaui itu, sama seperti sekarang, Indonesia adalah, menjadi, mungkin a selected few negara yang bisa menangani pandemi ini 12 bulan berturut-turut,” ujarnya.
Budi menambahkan, menjaga imunitas masyarakat adalah salah satu faktor kunci dalam menghadapi munculnya varian baru virus Corona.
“Jadi nanti November, rencana kita akan melakukan Sero survei lagi, untuk melihat daerah-daerah mana yang imunitasnya sudah menurun kadarnya, kemudian orang-orang mana yang berisiko tinggi. Nanti itu yang akan kita berikan vaksinasi, agar bisa meningkatkan, mempersiapkan, memperbaiki kadar imunitas masyarakat populasi tersebut,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: