Cinta Tak Sampai, Arwah Noni Belanda Terperangkap di Istana Merdeka
Ilustrasi.--
Sampai di Wisma Negara, sepi. Tidak ada pegawai yang masih terjaga.
Priyo masuk bilik lift. Lalu, menekan tombol 3. Lift bergerak naik.
Tak lama, angka 2 di atas pintu bilik lift menyala. Pintu tidak terbuka. Lift terus naik.
Angka 3 di atas pintu bilik lift gantian yang menyala. Priyo melangkahkan kaki. Mendekat ke pintu. Siap-siap untuk keluar. Namun, pintu tidak terbuka.
Priyo menekan tombol untuk membuka pintu. Tapi, lift kembali bergerak naik.
Perasaan Priyo tidak enak. Dia kembali teringat dengan cerita lantai 6 Wisma Negara.
Ajudan Gus Dur ini langsung menekan tombol 4 agar lift berhenti di lantai 4. Tapi, lift tidak berhenti ketika angka 4 di atas pintu menyala.
Priyo kembali menekan tombol untuk membuka pintu. Berulang-ulang. Lift tidak berhenti di lantai 5. Terus naik ke lantai 6.
Ketika mencapai lantai 6, lift berhenti. Cepat-cepat Priyo menekan tombol untuk menutup pintu. Kemudian, menekan tombol 3.
Dia melakukannya agar pintu lift tidak terbuka. Agar lift langsung turun ke lantai 3.
Ternyata, pintu lift tetap membuka. Tidak ada siapa-siapa di aula lantai 6. Ruangan berukuran besar ini gelap.
Dari pantulan lampu bilik lift, Priyo masih bisa melihat meja bundar dan kursi yang dibalut kain putih. Dia melayangkan pandangan ke beberapa bagian aula.
Ketika matanya melihat ke arah kiri pintu lift, jantung Priyo berdetak lebih kencang.
Di ruangan yang tidak langsung terkena pantulan lampu bilik lift, Priyo melihat bayangan sesosok perempuan duduk di kursi. Membelakanginya.
Perempuan berambut pirang ini tidak duduk tegak. Dia menyandarkan kepalanya di meja. Rambutnya digelung di belakang kepalanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: