Lima Batasan Diri yang Kini Jadi Prinsip Hidup: Belajar Menjaga Diri dari Relasi yang Merugikan

Minggu 27-07-2025,15:31 WIB
Reporter : Lala Nabilah Chandra
Editor : Haidaroh

INFORADAR.ID- Menjadi pribadi yang dewasa bukan hanya soal pencapaian dan tanggung jawab.

Tetapi juga tentang bagaimana seseorang mampu menjaga diri dan menetapkan batasan (boundaries) yang sehat.

Banyak orang pernah membiarkan batasannya dilanggar demi menjaga hubungan, tapi lama-lama sadar bahwa itu bisa merusak harga diri dan kesehatan mental.

Bertahan di tempat yang toxic hanya membuat dirimu semakin tertekan dan tak bisa menjadi diri sendiri.

Inilah lima batasan diri yang dulu sempat dilanggar, namun kini tak lagi ditoleransi dan justru menjadi pondasi untuk hidup yang lebih sehat secara emosional.

BACA JUGA:5 Sifat yang membuat Kamu Dewasa Agar Bisa Meraih Impian

BACA JUGA:Kenapa Sebagian Orang Tampak Lebih Mudah Mendapatkan Pasangan? Ini alasannya

1. “Nggak” adalah kata yang utuh dan tidak perlu penjelasan
Menolak sesuatu bukan berarti harus siap dimanipulasi.

Ketika seseorang berkata “nggak”, itu harus dihormati tanpa digaslight, dituduh egois, atau dipaksa. Belajar mengatakan tidak dengan tegas adalah bentuk mencintai diri sendiri.

2. Tidak perlu menjelaskan kenapa butuh waktu sendiri
Dulu, mengambil waktu untuk sendiri sering dianggap salah.

Tapi kini, waktu untuk istirahat dan recharge justru penting. Menghargai ruang pribadi bukan berarti menolak orang lain itu justru tanda sehatnya sebuah hubungan.

BACA JUGA:Jangan Sepelekan Cara Membersihkan Makeup, Bisa Picu Penuaan Kulit Lebih Cepat

BACA JUGA:Jarang ketemu teman yang nyambung? Ini tanda kamu makin kenal diri sendiri

3. Tidak akan mengemis cinta dan perhatian
Cinta yang sehat tidak pernah memaksa. Jika seseorang benar-benar serius, usahanya akan terasa nyata tanpa harus membuat kita terus bertanya-tanya.

Tidak ada lagi tempat untuk cinta sepihak yang melelahkan.

4. Tidak memaksa diri untuk didengar
Dalam komunikasi yang sehat, semua pihak merasa didengar.

Jika setiap bicara selalu dipotong, diabaikan, atau bahkan dijadikan bahan debat, mungkin sudah waktunya mundur. Mendapat ruang untuk berbicara adalah hak, bukan hadiah.

5. Kecemburuan bukan alasan untuk kontrol
Rasa sayang tidak seharusnya menjadi alasan untuk mengontrol pasangan.

Kecenderungan posesif yang dibungkus “karena aku sayang” sebenarnya adalah bentuk manipulasi.

Jika ada rasa tidak aman, seharusnya dibahas dengan dewasa bukan diatur siapa yang boleh ditemui atau apa yang boleh dilakukan.

Menetapkan batasan bukan berarti egois, melainkan bentuk dari self-respect.

Saat kita belajar berkata cukup terhadap hal-hal yang menyakiti, di situlah kita mulai benar-benar mencintai diri sendiri. 

Kategori :