Inilah sebutan untuk insomnia yang berlangsung hingga tiga bulan, ini juga dikenal sebagai insomnia akut atau insomnia “penyesuaian”. Tipe ini biasanya dipicu oleh peristiwa besar dalam hidup, seperti kematian orang yang dicintai, pekerjaan baru atau stres, atau bahkan perencanaan pernikahan.
2. Insomnia kronis
Ketika seseorang mengalami pola kesulitan tidur minimal tiga malam dalam seminggu selama tiga bulan atau lebih, hal tersebut disebut sebagai insomnia kronis. Meskipun penyebabnya tidak selalu jelas, penyebab umumnya termasuk stres, kebiasaan tidur yang buruk, obat-obatan, masalah kesehatan mental, dan terlalu banyak kafein, nikotin, atau alkohol pada larut malam. Terapi terbaik untuk insomnia kronis adalah terapi perilaku kognitif (CBT), kata Rowley. “Terapi ini pada dasarnya mengajarkan pasien bagaimana bisa tidur kembali secara alami,” jelasnya.
3. Insomnia komorbiditas
Insomnia komorbiditas juga dikenal sebagai insomnia sekunder, dapat merupakan gejala atau akibat dari penyakit medis atau kejiwaan lainnya.
4. Insomnia psikofisiologis
Meskipun ada beberapa subtipe insomnia kronis, yang paling umum adalah insomnia psikofisiologis. “Pasien dengan insomnia jenis ini umumnya mengantuk sebelum tidur, tetapi begitu mereka memulai rutinitas waktu tidur, mereka 'bangun' dan kesulitan untuk tertidur,” jelas Rowley. Orang dengan tipe ini sering kali mengembangkan kebiasaan tidur yang buruk seperti menonton TV, melihat ponsel, atau membaca di tempat tidur, dan mungkin mulai merasakan perasaan stres di siang hari tentang tidurnya karena mereka khawatir untuk segera tidur.
5. Timbulnya insomnia
Onset insomnia merupakan salah satu manifestasi insomnia psikofisiologis, yang ditandai dengan sulitnya tertidur di awal malam. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Sleep Medicine , kondisi lain yang dapat menyebabkan timbulnya insomnia termasuk gerakan anggota badan periodik saat tidur (PLMS), sindrom kaki gelisah (RLS), sindrom apnea-hipopnea tidur obstruktif (OSAS), gagal jantung kongestif ( CHF), dan sindrom fase tidur tertunda (DSPS).
6. Pemeliharaan insomnia
Insomnia tidak selalu merupakan masalah tertidur di awal malam. Kesulitan untuk tetap tertidur dan kembali tidur setelah terbangun di malam hari disebut sebagai insomnia maintenance atau insomnia “tengah malam”.
7. Insomnia kehamilan
Kesulitan tidur selama kehamilan adalah hal biasa menurut American Kehamilan Association , insomnia mempengaruhi sekitar 78 persen wanita hamil. Penyebab umumnya adalah rasa tidak nyaman karena ukuran perut yang membesar, nyeri punggung, nyeri ulu hati, sering buang air kecil di malam hari, kecemasan akan kehamilan atau kelahiran bayi, perubahan hormonal, dan mimpi buruk. Mandi air hangat atau pijatan sebelum tidur dapat membantu, dan kamu juga dapat mencoba teknik relaksasi.
Itulah tujuh jenis insomnia yang harus kamu tahu, jika kamu mengalami insomnia dari salah satu ke tujuh jenis insomnia ini kamu bisa mengatasi. (*)