INFORADAR.ID – Usaha komunitas anak muda Padarincang, Teras Angkringan terapkan konsep usaha kopi yang dibumbui dengan literasi.
Terinspirasi dari sebuah tongkrongan kopi zaman dulu, Teras Angkringan Kembali hadirkan sebuah aktivitas ekonomi yang berorientasi dengan Gerakan literasi.
Hadirnya Teras Angkringan tidak langsung sebagai pelaku usaha. Teras Angkringan pernah melewati pembaruan dari yang awalnya sebuah komunitas sosial bernama kopi Vespa keliling (kovling).
Kovling merupakan sebuah komunitas sosial yang telah melakukan berbagai kegiatan sosial pada masyarakat. Komunitas ini sering membagikan kopi gratis di berbagai tempat, seperti Gedung olahraga di Padarincang dengan menggunakan motor Vespa.
Tak hanya itu, pada pembagian kopi gratis, komunitas ini juga menyediakan berbagai macam buku untuk dibaca sambil minum kopi.
Selain membagikan kopi gratis dan Gerakan literasi, komunitas ini juga pernah melakukan kegiatan kebun bersama. Dengan mengajak anak-anak hingga masyarakat sekitar untuk menanam sayuran kangkung pada perayaan hari buruh Nasional.
Tak hanya itu, komunitas Kovling yang sekarang dikenal dengan Teras Angkringan, pernah mengadakan pasar gratis di Lapangan Rancanini, Padarincang yang diperuntukan bagi masyarakat.
Dengan adanya pasar gratis ini, mereka ingin memiliki imajinasi mengenai hidup tanpa adanya uang dan kepemilikan pribadi. Sehingga, tidak ada orang yang memiliki hasrat mencari keuntungan atau mengumpulkan kekayaan.
Setelah berjalan kurang lebih setengah tahun, Kovling melakukan pembaruan menjadi Teras Angkringan.
Di Teras Angkringan, mereka mengadakan berbagai sajian kopi yang diperjualbelikan. Tetap menghadirkan Gerakan literasi, mereka ingin tongkrongan kopi yang disediakan bukan hanya ajang untuk eksistensi diri.
“Kita ingin Kembali menghadirkan suasana tongkrongan kopi zaman dulu yang bisa bertukar ide dan memberikan pandangan terhadap teori tertentu, bukan hanya untuk eksistensi dan selfi,” ujar kawan Teras kepada tim Inforadar.id
Dengan menghadirkan Gerakan literasi, mereka ingin pemikiran anak muda di Desa lebih terbuka. Anak muda Desa harus bisa memiliki pemikiran, jika mereka bisa sukses tanpa pergi merantau ke Kota.
Tak hanya melakukan Gerakan sosial, komunitas Teras Angkringan juga terus memupuk mentalitas pekerja untuk menghadapi dunia kerja nantinya.
Kini, Teras Angkringan telah berjalan satu tahun. Dengan selalu menghadirkan dan menerapkan konsep kopi yang dipadukan dengan literasi, menjadikan komunitas Teras Angkringan memiliki konsep penjualan yang unik dibandingkan dengan yang lain.
Konsep penjualan yang dipadukan dengan literasi yang dilakukan oleh komunitas kolektif Teras Angkringan, merupakan suatu Gerakan yang bisa dicontoh oleh komunitas atau para pedagang lain.