CIANJUR, INFORADAR.ID --- Kepedulian berbagai pihak terhadap korban gempa Cianjur sungguh luar biasa. Berbagai organisasi, swasta dan instansi/lembaga pemerintah bahu membahu turun langsung ke lokasi gempa.
Tak ketinggalan relawan yang terkait dengan penanganan kesehatan korban. gempa. Sudah ada sekitar 50 organisasi bidang kesehatan yang akan terjun membantu penanganan korban gempa bumi di Cianjur.
Relawan-relawan kesehatan tersebut dikoordinasikan langsung oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan akan didistribusikan ke titik-titik yang membutuhkan penanganan kesehatan.
Pada pelaksanaannya Kementerian Kesehatan bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat membentuk klaster kesehatan atau health emergency operation center di posko kesehatan.
Selanjutnya dilakukan pengelompokkan di antaranya logistik, mobilisasi atau distribusi tenaga kesehatan, kesehatan lingkungan, KIA, dan gizi.
Terkait mobilisasi tenaga kesehatan, Plt Kepala Pusat Krisis Kesehatan, Kemenkes, Sumarjaya mengatakan setiap relawan tidak bisa langsung ke titik pengungsian korban terdampak. Melainkan harus koordinasi terlebih dahulu dengan Kemenkes di Posko Kesehatan.
“Setiap relawan harus check in di posko klaster kesehatan, baru kita akan menentukan mereka kemana tujuan mobilisasinya,” ujar Sumarjaya sebagaimana dikutip dari laman sehatnegeriku.kemkes.go.id yang dirilis Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan.
Dengan demikian semua daerah-daerah terdampak yang terisolir yang membutuhkan pelayanan kesehatan bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. Selain itu, semua relawan kesehatan baik dokter, tenaga kesehatan lingkungan, gizi, dan sebagainya bisa terdata dan ditempat di wilayah yang benar-benar membutuhkan tenaga kesehatan.
“Untuk dokter spesialis akan dimobilisasi ke rumah sakit – rumah sakit seperti RSUD Sayang, Rumah Sakit Bhayangkara, Rumah Sakit Cimacan, dan RS Dr. Hafiz,” ucap Sumarjaya.
“Kita yang menentukan supaya kita tahu daerah-daerah yang disentuh segera oleh pelayanan kesehatan untuk meningkatkan peran kesehatan,” tambahnya.
Setiap relawan yang bertugas akan dibekali form pendataan terkait dengan kondisi pasien, penyakit potensial terjadi saat bencana, dan kondisi fasilitas kesehatan.
Pendataan tersebut diperlukan mengingat banyaknya wilayah yang terisolir akibat dari tanah longsor dan ini butuh pendataan serius. Form pendataan tersebut selanjutnya dilaporkan ke posko kesehatan pada saat check out.
“Dengan adanya tenaga relawan kita harapkan mereka mencari sekaligus mengisi form data kondisi pasien terdampak gempa di titik pengungsian. Sehingga semua pasien bisa mendapatkan pelayanan kesehatan yang merata,” tutur Sumarjaya.
Editor: M Widodo