JAKARTA, INFORADAR.ID - Simpang siur tewasnya Brigadir J akan segera diungkap Komnas HAM pekan ini. Pengungkapan kasus kematian Brigadir J oleh Komnas HAM setelah melakukan investigasi diharapkan dapat menjawab tentang kronologi yang sebenarnya penyebab dan lokasi kematian Brigadir J.
Publik selama ini terlanjur dicekoki informasi bahwa kematian Brigadir J akibat baku tembak dengan rekannya, Bharada E di rumah dinas (mantan) Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo.
Namun, pengacara keluarga almarhum Brigadir J, punya pendapat lain. Bahwa lokasi kematian Brigadir J kemungkinan di Magelang atau antara Magelang - Jakarta.
Dikutip inforadar.id dari disway.id setelah Komnas HAM mengumpulkan data dan fakta tentang tewasnya Brigadir J, pihak Komnas HAM segera mengumumkan kronologis tewasnya Nopryansah Yosua Hutabarat atau Brigadir J pada pekan ini.
Dengan diumumkannya kronologis kematian Brigadir J, makan akan menjawa semua pertanyaan apakah penembakan antar Polisi di rumah Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo antara Brigadir J dengan Bharada E pada Jumat 8 Juli 2022 sekitar pukul 17.00 WIB benar adanya atau sebuah rekayasa.
Hal ini diungkapkan oleh Komisioner Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM M. Choirul Anam yang mengatakan bahwa pihaknya akan mengumumkan kronologi tewasnya Nopryansah Yosua Hutabarat atau Brigadir J pada pekan ini.
Saat ini Komnas HAM sedang menyelesaikan laporan hasil investigasi tersebut terhadap penyelidikan tewasnya Brigadir J.
"Kami akan menyelesaikan soal kronologi tewasnya Brigadir J berdasarkan fakta tewasnya Brigadir J mulai terungkap dalam minggu ini dan segera mengumumkannya,” ungkap Anam.
Anam menambahkan bahwa dengan kronologi tersebut kita bisa melihat dengan lebih jernih sebenarnya apa yang terjadi terhadap Brigadir J.
Dalam melakukan penyelidikannya pihak Komnas HAM RI sudah mengumpulkan sejumlah bukti berupa foto, keterangan pihak-pihak, dan informasi luka yang dimiliki oleh jenazah Brigadir J.
Meskipun demikian, Anam mengatakan bahwa informasi hasil temuan dari Komnas HAM perlu dikonsultasikan dengan para ahli yang lebih ekspert di bidangnya.
"Kami saat ini sedang mendalami semua keterangan dan informasi yang diperoleh terutama keterangan luka yang beredar. Selain itu juga dibutuhkan konsultasi kepada para ahli. Ini dilakukan agar mendapatkan kronologi yang lebih valid dan segera kami uji dalam minggu ini," terang Anam.
Anam juga menyampaikan selama melakukan investigasi, pihaknya tidak mengalami tekanan apa pun.
Ini ditegaskan olehnya lantaran banyaknya pertanyaan publik dan awak media terkait dugaan ancaman kepada Komnas HAM.
"Banyak pertanyaan kepada Komnas HAM, apakah kami mengalami kesulitan dalam penanganan kasus ini, sama sekali tidak mengalami kesulitan. Komunikasi tetap terjadi, kita sudah susun jadwal dan minggu depan mulai ada permintaan keterangan dari pihak Kepolisian," ungkapnya.