Disway Award

Makin Banyak Orang Curhat ke AI, Psikolog Peringatkan Dampaknya

Makin Banyak Orang Curhat ke AI, Psikolog Peringatkan Dampaknya

Teknologi Artificial Intelligence (AI)-Pinterest /Intelligenzq Artificiale-

Relasi Virtual Bisa Jadi Kosong

Meskipun pada awalnya terasa menyenangkan, interaksi jangka panjang dengan AI justru bisa membuat seseorang merasa kesepian. 

AI tidak bisa memberi pelukan, tidak bisa memahami ekspresi wajah, dan tentu tidak bisa mengenalkanmu pada teman baru yang nyata.

BACA JUGA:Fitur Baru TikTok, Jalan Baru Penulis Lagu untuk Tampil dan Cuan

BACA JUGA:Donat Pinkan Mambo Viral Karena Tarif Review Rp 10 Juta, Ala Bisyir Beri Tanggapan

Risiko Validasi yang Menyesatkan

Wright juga mengingatkan bahwa chatbot bisa memberi respon yang terdengar benar tetapi bisa menyesatkan. 

"Sering kali, AI hanya akan menyampaikan hal-hal yang ingin didengar oleh pengguna," katanya.

Hal ini bisa jadi berbahaya, terutama jika seseorang sedang berada dalam kondisi mental yang labil. 

Misalnya, pengguna yang sedang depresi mungkin mendapat saran yang terdengar positif tapi sebenarnya tidak tepat. AI memang punya informasi, tapi tidak punya pertimbangan etis dan emosional seperti manusia.

Menggunakan AI untuk sekadar melepas penat atau merasa didengarkan tidak sepenuhnya salah. 

Tapi jika sudah menyangkut kondisi emosional yang serius, bertemu langsung dengan orang terdekat atau tenaga profesional tetap lebih aman dan bermakna.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: