Disway Award

Makin Banyak Orang Curhat ke AI, Psikolog Peringatkan Dampaknya

Makin Banyak Orang Curhat ke AI, Psikolog Peringatkan Dampaknya

Teknologi Artificial Intelligence (AI)-Pinterest /Intelligenzq Artificiale-

INFORADAR.ID -  Di era serba digital seperti sekarang, kebiasaan curhat ke AI mulai jadi tren. 

Banyak orang, terutama remaja, memilih chatbot sebagai tempat pelarian saat sedang galau atau tertekan. 

Praktis dan cepat, curhat ke AI seolah menjadi solusi baru bagi mereka yang enggan berbicara dengan manusia. 

Tapi di balik itu, ada bahaya tersembunyi, buat kamu yang pernah atau sering melakukan hal tersebut perlu hati-hati. 

Psikolog mengingatkan bahwa curhat ke AI tidak bisa menggantikan hubungan sosial yang sebenarnya.

Survei dari Common Sense Media mengungkap bahwa tujuh dari sepuluh remaja usia 13–17 tahun pernah menggunakan chatbot untuk alasan pribadi. 

BACA JUGA:UNSERA Pertahankan Akreditasi 'Baik Sekali', Bukti Kualitas dan Komitmen Menuju Unggul

BACA JUGA:Mahasiswa Unsera Ciptakan Alat Pendeteksi Heat Stroke untuk Petani

 

Dari jumlah tersebut, sebagian menggunakannya untuk bersosialisasi, mencari dukungan emosional, atau bahkan menganggap AI sebagai sahabat virtual.

AI Tak Bisa Mengganti Peran Manusia

Menurut psikolog Vaile Wright, AI mungkin bisa meniru percakapan manusia, tapi tetap tidak mampu memahami emosi secara utuh. “Hubungan dengan manusia tidak bisa digantikan oleh chatbot,” ujarnya pada awak media. 

Wright juga menjelaskan bahwa chatbot dirancang untuk mempertahankan pengguna selama mungkin dalam aplikasi, bukan untuk menjalin hubungan emosional. 

“Sistem seperti ini dibangun agar pengguna tetap aktif di platform, karena dari situlah keuntungannya datang,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: