Malam Ramadan di New York City

Suasana Grand Qiyam ICNYU dengan mahasiswa Indonesia dari Columbia University, New York University, dan Parsons School of Design-Marsha Fabiola-
Sepuluh malam terakhir di bulan ramadan menjadi momen yang ditunggu-tunggu untuk melakukan ibadah tambahan di malam hari. Di Queens, terdapat masjid yang dikelola oleh komunitas masyarakat Indonesia yang biasa dikenal sebagai Masjid Al-Hikmah.
BACA JUGA:Muhammadiyah Masuk 10 Organisasi Keagamaan Terkaya di Dunia, Siapa yang Berada di Puncak?
BACA JUGA:Idul Fitri 2025: Lebaran Diprediksi Jatuh pada 31 Maret
Pada malam tertentu, khususnya malam ganjil, masjid ini terbuka untuk umum untuk melakukan itikaf. Momen ini biasanya dimanfaatkan oleh banyak mahasiswa Indonesia untuk menikmati sahur menu masakan Indonesia yang disediakan oleh pengelola seperti rendang, telur balado, sayur labu, dan lain-lain.
Berbeda dengan di Indonesia, di New York City, istilah salat qiyam lebih populer dibandingkan itikaf, meskipun esensi kegiatannya kurang lebih sama. Di Columbia, salat qiyam berjamaah diadakan selama sepuluh hari terakhir penuh untuk mahasiswa dan karyawan, di mana banyak mahasiswa menggunakan kesempatan ini untuk beritikaf sambil mengerjakan tugas di perpustakaan hingga waktu salat qiyam tiba.
Meskipun salat qiyam di NYU hanya terjadi beberapa hari dalam sepuluh hari terakhir, kegiatan ini selalu ramai dihadiri karena siapapun boleh mengakses gedungnya pada waktu tersebut. Ini adalah kesempatan yang menyenangkan karena saya bisa beribadah dengan teman-teman dari kampus lain seperti Parsons School of Design.
Di sini, banyak sekali Muslim dari berbagai negara yang membuat akses ke musola, makanan halal, dan fasilitas lainnya jadi lebih mudah. Tidak hanya berkumpul dengan sesama pelajar, di komunitas muslim seperti ini saya banyak kenal teman baru yang datang ke kota untuk bekerja sebagai profesional.
Tidak jarang di antara mereka ada yang bekerja di perusahaan ternama dan posisi yang tinggi. Bertemu pemuda muslim hebat di pusat ekonomi sesibuk New York City pada komunitas seperti ini selalu mengingatkan saya tentang pentingnya menjaga nilai keislaman dan ibadah di tengah pencapaian duniawi dan dinamika kehidupan modern.
Penulis: Marsha Fabiola, Mahasiswa Indonesia di Columbia University
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: