Dampak Tersembunyi: 7 Perkataan yang Bisa Menghancurkan Kepercayaan Diri Anak

Dampak Tersembunyi: 7 Perkataan yang Bisa Menghancurkan Kepercayaan Diri Anak

Ilustrasi parenting anak-Pinterest/Tag News-

INFORADAR.ID- Kata-kata yang diucapkan oleh orang tua memiliki kekuatan yang luar biasa dalam membentuk kepribadian dan perkembangan emosional anak.

Menurut psikologi, ada beberapa ungkapan yang sering diucapkan tanpa disadari yang dapat menyakiti hati anak.

Dan berdampak negatif pada harga diri serta kepercayaan diri anak.

Dalam artikel ini, kita akan membahas tujuh perkataan tersebut dan bagaimana dampaknya terhadap anak

BACA JUGA:Dalam Gempuran Teknologi AI, Dua Skill Ini yang Harus Kamu Kuasai

BACA JUGA:Huawei MatePad 11.5 PaperMatte Edition: Tablet Inovatif dengan Layar Unik

Berikut ini adalah dampak perkataan yang akan menyakiti anak



Kata-kata yang tampaknya sepele dapat memiliki efek jangka panjang pada cara anak melihat diri mereka sendiri dan dunia di sekitar mereka.

Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang sering mendengar komentar negatif dari orang tua.

Mereka cenderung mengalami penurunan rasa percaya diri dan mengembangkan pandangan negatif tentang diri mereka.

Hal ini dapat memengaruhi hubungan sosial, prestasi akademis, dan kesehatan mental mereka di masa depan.

Tujuh Perkataan yang Menyakiti

1. "Kamu tidak pernah melakukan yang benar."

Ungkapan ini dapat membuat anak merasa bahwa segala usaha mereka sia-sia.

Ketidakpuasan yang berkelanjutan dari orang tua dapat menciptakan rasa tidak berharga dalam diri anak.

Ini dapat menghambat motivasi mereka untuk mencoba hal-hal baru.


2. "Kamu selalu membuat masalah."

Dengan menyatakan bahwa anak adalah sumber masalah, orang tua dapat menanamkan rasa bersalah yang berlebihan dalam diri anak.

Ini dapat menyebabkan anak merasa bahwa mereka tidak layak dicintai atau diterima, yang dapat mengarah pada masalah emosional di kemudian hari.


3. "Kamu harus seperti saudaramu."

Membandingkan anak dengan saudara atau teman dapat merusak rasa percaya diri dan individualitas mereka.

Anak mungkin merasa bahwa mereka tidak pernah cukup baik, yang dapat menghambat perkembangan identitas.

Dan mereka  menciptakan persaingan yang tidak sehat di dalam keluarga.

4. "Kamu terlalu sensitif."

Ungkapan ini dapat mengabaikan perasaan anak dan membuat mereka merasa bahwa emosi mereka tidak valid.

Anak yang merasa tidak didengar atau dipahami mungkin akan menekan perasaan mereka.

Ini dapat menyebabkan masalah kesehatan mental di masa depan.

5. "Kamu tidak cukup pintar."

Menyiratkan bahwa anak tidak mampu dapat menghancurkan motivasi mereka untuk belajar dan berkembang.

Anak mungkin merasa putus asa dan menyerah pada tantangan, yang dapat menghambat potensi mereka.

6. "Kamu membuatku malu."

Mengaitkan perilaku anak dengan rasa malu orang tua dapat menciptakan rasa takut dan cemas pada anak.

Mereka mungkin merasa bahwa mereka harus selalu memenuhi ekspektasi orang tua untuk mendapatkan cinta dan penerimaan.

Ini dapat menyebabkan stres yang berlebihan.

7. "Kamu tidak akan pernah berhasil."

Ungkapan ini dapat menghancurkan harapan dan impian anak.

Ketika anak merasa bahwa masa depan mereka sudah ditentukan, mereka mungkin tidak berusaha untuk mencapai tujuan mereka.

Ini dapat menghambat ambisi dan potensi mereka.

Penting bagi orang tua untuk menyadari dampak dari kata-kata yang mereka ucapkan.

Komunikasi yang positif dan mendukung dapat membantu membangun kepercayaan diri dan harga diri anak.

Alih-alih menggunakan ungkapan yang menyakiti, orang tua dapat berusaha untuk memberikan pujian yang tulus.

Mendengarkan perasaan anak, dan mendorong mereka untuk mengeksplorasi potensi mereka.

Dengan cara ini, orang tua dapat menciptakan lingkungan yang sehat dan mendukung bagi perkembangan anak.

Yang akan membantu mereka tumbuh menjadi individu yang percaya diri dan berdaya saing.

Mengubah cara kita berkomunikasi dengan anak-anak bukan hanya tentang menghindari kata-kata negatif.

Tetapi juga tentang membangun hubungan yang kuat dan saling mendukung. Dengan kesadaran dan usaha.

Kita dapat membantu anak-anak kita tumbuh dengan rasa percaya diri yang tinggi dan pandangan positif terhadap diri mereka sendiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: