Konten Quotes Banyak Digemari Berbagai Kalangan, Dari Relate Bisa Jadi Bahaya! Simak Penjelasannya
Bahaya quotes di sosial media-Pinterest/Freepik-
INFORADAR.ID - Konten quotes di media sosial, khususnya TikTok, semakin marak dan banyak digemari oleh berbagai kalangan. Formatnya cukup sederhana dimulai dari teks berisi kata-kata bijak, galau, atau motivasi, dipadukan dengan latar belakang video random serta backsound yang sesuai.
Namun, meski terlihat ringan dan menghibur, fenomena ini memiliki sisi lain yang perlu diperhatikan. Berikut adalah beberapa poin yang menjelaskan mengapa konten quotes begitu populer dan bagaimana dampaknya jika dikonsumsi tanpa bijak.
Konten ini mudah dibuat dan tidak memerlukan banyak usaha. Kata-kata yang digunakanpun sering kali sesuai dengan pengalaman hidup banyak orang, sehingga mereka merasa terhubung. Baik itu galau, motivasi, atau kenangan masa lalu, konten ini mampu membangkitkan emosi penonton, dan orang-orang cenderung membagikan konten yang mereka rasa mewakili perasaan mereka, sehingga memudahkan konten untuk viral dan mendapatkan engagement tinggi.
Menurut Resonance Theory dalam sosiologi, sebuah ide atau pesan dapat diterima luas jika selaras dengan pengalaman dan emosi banyak orang. Misalnya, seseorang yang pernah mengalami patah hati akan merasa terhubung dengan quotes galau tentang cinta. Hal inilah yang membuat konten-konten semacam ini mudah menarik perhatian dan diterima oleh audiens.
BACA JUGA:Viral! Trend TikTok 'We Listen We Don’t Judge' Cari Tau Yuk Dampak Posiif dan Negatifnya
BACA JUGA:TikTok Wrapped 2024: Cara Mengakses Statistik Wrapped Anda di TikTok
Meskipun memiliki dampak positif sebagai hiburan atau sumber motivasi, ada beberapa risiko jika terlalu sering mengonsumsi konten quotes tanpa berpikir kritis yang kami lansir melalui Kanal YouTube Ghibran Arrazi:
1. Overgeneralisasi dan Misinformasi
Banyak quotes yang menyederhanakan masalah kompleks, seperti mental health, hubungan, atau karier. Misalnya, tren 'Marriage is Scary' yang sempat viral menciptakan ketakutan terhadap pernikahan, meskipun realitasnya lebih kompleks. Quotes yang tidak memiliki konteks bisa menyesatkan orang dalam mengambil keputusan hidup.
2. Ketergantungan pada Validasi Emosi Instan
Beberapa orang lebih suka mencari quotes yang relate dengan perasaan mereka ketimbang menghadapi masalah secara langsung. Hal ini bisa menciptakan siklus yang tidak sehat, di mana seseorang terus mencari validasi emosional dari media sosial alih-alih menyelesaikan masalahnya. Hal ini tentu bisa berujung pada glorifikasi kesedihan, di mana seseorang terjebak dalam rasa sedih karena terus-menerus mengonsumsi konten galau.
3. Tidak Semua Pembuat Konten Kredibel
Karena konten ini mudah dibuat, siapa pun bisa membuat quotes tentang topik serius seperti kesehatan mental atau psikologi, meskipun tidak memiliki latar belakang di bidang tersebut. Hal ini berisiko membuat orang percaya pada informasi yang salah hanya karena terasa masuk akal bagi mereka.
BACA JUGA:Inilah Alasan Mengapa Kamu Harus Bangun Personal Branding di Sosial Mediamu
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: