5 Keahlian Yang Harus di Miliki Oleh Gen Z di Tahun 2025
Gen Z -Imay GenRB-
Menurut data,10 juta Gen Z di Indonesia adalah pengangguran. Badan Pusat Statistik yang menyatakan jika 99 penduduk muda di Indonesia adalah pengangguran, salah satu faktornya karena ketidakcocokan antara skill atau keahlian dan juga kebutuhan pasar kerja.
Tak hanya itu, banyak yang memecat fresh graduate atau Gen Z karena mereka lebih mengedepankan work life balance, tapi tidak banyak juga Gen Z yang mengundurkan diri karena merasa gaji yang didapatkan itu kurang memuaskan.
Kita perlu tahu, persentase pekerja informal di Indonesia yaitu 60,12%, artinya lebih besar daripada pekerja formal. Jadi wajar jika data mengatakan Gen Z itu lebih banyak pengangguran, yang sebenarnya mereka lebih banyak bekerja di sektor informal seperti freelance, content creator, dan beberapa pekerjaan lainnya yang mempunyai waktu yang fleksibel.
Ida Ruspita, Duta Bahasa Provinsi Banten 2021, dalam channel youtube nya ia membagikan skill untuk beradaptasi di perkembangan zaman saat ini di era digitalisasi yang terus berkembang dan kebutuhan yang juga makin bertambah.
BACA JUGA:Ini 4 Alasan Kenapa Ayah Jadi Cinta Pertama Anak Perempuannya
1. AI Fluency : The New Digital LIteracy
Di tahun 2025, memahami AI akan sama pentingnya dengan kita menggunakan komputer saat ini. AI tidak akan bisa menggantikan manusia, tapi manusia yang menggunakan AI.
Dizaman sekarang, harus bisa bagaimana cara untuk tahu dan memberikan instruksi yang khusus agar AI tersebut bisa memberikan apa yang kita mau.
Selain itu, penting juga untuk kita memahami keterbatasan AI agar kita bisa tahu kapan kita bisa menggunakan keterampilan yang manusia miliki seperti membangun hubungan menyelesaikan masalah-masalah kreatif yang memang tidak bisa dipecahkan oleh AI.
2. Digital transformation leadership
Saat ini teknologi akan menjadi landasan utama di semua lini industri, tetapi memimpin sebuah transformasi digital itu bukan hanya mengetahui tren saja tapi juga harus tahu bagaimana cara teknologi teknologi tersebut menjadi problem solver untuk sebuah perusahaan atau organisasi.
Pemimpin yang sesungguhnya harus mengetahui bagaimana cara untuk mengaplikasikan teknologi dan juga orang-orang bisa lebih mudah untuk beradaptasi. Pemimpin juga harus tahu kapan sebuah proyek harus dikembangkan agar bisa lebih besar atau kapan harus dihentikan agar tidak merugikan.
Pemimpin harus berani berinovasi dan juga berhati-hati untuk mengambil risiko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: