Istanbul, Kota Paling Banyak Dikunjungi di Dunia, Kota di Indonesia Bagaimana?

Kebangkitan pariwisata di kedua kota ini sebagian besar dipengaruhi oleh pembukaan kembali mereka setelah pandemi Covid-19, yang menunda akses masuk wisatawan lebih lama dibandingkan destinasi lainnya.

Tantangan Pariwisata Berlebihan

Di tengah kembalinya pariwisata global pasca-pandemi, muncul isu pariwisata berlebihan yang menjadi tantangan serius bagi banyak destinasi populer.

Pertumbuhan besar-besaran dalam jumlah wisatawan di berbagai kota dunia menimbulkan kekhawatiran terkait pelestarian lingkungan dan budaya setempat.

Euromonitor International menyoroti bahwa beberapa destinasi telah mulai menerapkan kebijakan untuk mengatasi masalah ini.

Misalnya, Venesia memperkenalkan pajak turis sebesar 5 euro untuk pengunjung harian, langkah yang diambil untuk mengendalikan masuknya wisatawan dan melindungi kota yang sudah padat penduduk.

Di Jepang, kota Fujikawaguchiko bahkan membangun penghalang untuk membatasi pandangan langsung ke Gunung Fuji, dengan tujuan mencegah turis yang sering menghalangi jalan saat berfoto.

Menurut Nadejda Popova, manajer senior di Euromonitor International, banyak kota di dunia mulai menyadari bahwa pariwisata yang berlebihan bisa menjadi pedang bermata dua. 

"Ini menyoroti pentingnya menerapkan praktik pariwisata berkelanjutan yang tidak hanya menguntungkan industri, tetapi juga menjaga keseimbangan bagi penduduk lokal dan lingkungan."

Istanbul: Ikon Wisata Dunia yang Tak Lekang Waktu

Keberhasilan Istanbul sebagai kota paling banyak dikunjungi tak lepas dari perpaduan kekayaan sejarahnya dengan kehidupan modern yang dinamis.

Dari Hagia Sophia yang legendaris hingga Bosphorus yang membelah kota, setiap sudut Istanbul menawarkan pengalaman yang memikat. 

Selain itu, statusnya sebagai pusat budaya dan perdagangan selama berabad-abad membuat kota ini kaya akan warisan arsitektur, kuliner, serta tradisi yang menarik pengunjung dari seluruh penjuru dunia.

Sumber: statista.com