Kenali Dampak Negatif jika Generasi Muda Malas Membaca Buku

2. Generasi muda tidak memiliki pengetahuan yang cukup untuk bersaing secara global

Pada era globalisasi seperti saat ini, generasi muda sudah seharusnya mulai bersaing di kancah internasional. Strategi yang seharusnya kita miliki adalah memiliki banyak rasa keingintahuan yang kita dapatkan dari membaca. 

Saat ini, membaca tidak harus dengan buku saja, banyak artikel, jurnal, buku elektronik yang beredar di website-website terpercaya yang akan memperkuat keingintahuan kita untuk bersaing di kancah internasional.

3. Generasi muda sulit mendapatkan pekerjaan karena minimnya pengetahuan

Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia mencatat bahwa jumlah pengangguran di Indonesia sebesar 7,2 juta per Februari 2024. 

Tidak dapat dipungkiri, bahwa kualifikasi lowongan kerja bak mencari jarum di tumpukan jerami, yang artinya banyak perusahaan yang memberikan kualifikasi yang sangat sulit.

BACA JUGA:Tips Ampuh Bagi Mahasiswa untuk Membangun Kebiasaan Membaca Buku, Yuk Mulai Hari Ini!

Tanpa pengetahuan yang memadai, generasi muda akan sulit mendapat pekerjaan, tidak lolos kualifikasi perusahaan, dan bahkan tidak kompetitif pada pekerjaan yang menjadikan jumlah pengangguran di Indonesia semakin meningkat.

4. Generasi muda sulit bersosialisasi karena kurangnya wawasan

Ketika pengetahuan terbatas, generasi muda menjadi lebih sulit untuk percaya diri dan bersosialisasi dengan masyarakat. Kurangnya wawasan juga akan membatasi mereka untuk berpendapat, merasa takut persepsinya dianggap salah dan menjadi kurang empati.

5. Generasi muda akan sulit mengembangkan potensi dalam diri karena sempitnya pengetahuan

Generasi muda akan sulit mengembangkan potensi dalam diri mereka jika pengetahuan yang mereka miliki terbatas. Ketika pengetahuan terbatas, mereka tidak memiliki cukup wawasan untuk mengenali dan memanfaatkan peluang yang ada, mengatasi tantangan yang ada dan memperoleh kreativitas baru.

6. Generasi muda tidak peduli dengan lingkungan sekitar dan cenderung egois karena sibuk dengan gawainya.

Ketergantungan pada teknologi dan media sosial menjadikan generasi muda cenderung egois dan tidak peduli terhadap isu-isu sosial, hubungan antarmanusia dan tanggungjawab lingkungan yang terabaikan karena mereka lebih mementingkan diri sendiri daripada kepentingan sekitar.

 

Sumber: