Linda Sering Kesurupan, Bagaimana Kerasukan Roh Gentayangan dalam Pandangan Para Ulama?

Linda Sering Kesurupan, Bagaimana Kerasukan Roh Gentayangan dalam Pandangan Para Ulama?

Kang Dedi Mulyadi mendatangi Linda--Tangkap layar Youtube/Kang Dedi Mulyadi

BACA JUGA:Pegi setiawan Cianjur Mirip dengan Pelaku Kasus Vina Cirebon, Pengacara Mendesak untuk Pemeriksaan

BACA JUGA:Tips Pilih Warna Kebaya Sesuai Warna Kulit untuk Penampilan Memukau

Apakah roh yang sudah meninggal sama sekali tidak bisa berinteraksi dengan roh orang yang masih hidup? Bisa, tapi di alam mimpi, disana bisa tergambarkan pertemuan Roh Vs Roh. 

Dalam kitab ‘Arruh’ yang khusus membahas tentang Roh, Ibnu Qoyyim menuliskan:

“Apakah roh orang hidup bisa bertemu dengan roh-roh orang meninggal dalam mimpi atau tidak? Dalil-dalil dalam masalah ini sangat banyak sekali. Kenyataan dan fakta adalah bukti terkuat (bahwa itu bisa terjadi)”.

Jika Bukan Roh Gentayangan, Lantas Fenomena Apakah Itu?

Ada 2 kemungkinan, yang pertama adalah kerasukan jin, kerasukan model ini diyakini adanya oleh para ulama. Ibnu Taymiah menuliskan bahwa kerasukan Jin bisa terjadi karena 3 sebab, diantaranya:

1. Karena jin menyukai orang ia rasuki dan ingin bersenang-senang dengannya, ini adalah kerasukan paling ringan dan mudah untuk diatasi.

BACA JUGA:Sidang Prapradilan Pegi Setiawan pada Kasus Vina Cirebon Dilaksanakan

BACA JUGA:Viral Thariq Haji Sejak Usia 2 Bulan, Apakah Hajinya Sah? Simak Penjelasannya di Sini

2. Karena jin itu diganggu oleh orang yang ia rasuki seperti dikencingi atau disirami air panas atau membunuh salah satu jin teman mereka. Ini adalah bentuk kerasukan paling parah bahkan bisa membunuh orang yang kerasukan.

3. Jin tersebut sedang iseng dan ingin bermain-main saja.

Kemungkinan kedua adalah kerasukan itu sama sekali tidak terjadi alias pura-pura kesurupan, dan kemungkinan terakhir bisa saja itu merupakan gangguan identitas disosiatif atau gangguan psikis lainnya.

Yang jelas, fenomena apapun sejatinya kesurupan dan kerasukan ini, itu tidak bisa diyakini sebagai sebuah kebenaran apalagi dijadikan sebagai landasan bagi kita untuk menilai suatu perkara. Wallahu a’lam. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: