Lebih dari Sekadar Pakaian: Memahami Filosofi Mendalam di Balik Baju Adat Suku Baduy

Lebih dari Sekadar Pakaian: Memahami Filosofi Mendalam di Balik Baju Adat Suku Baduy

Makna Filosofi Baju Adat Suku Baduy--Tangkap Layar Youtube/Risalah Misteri

BACA JUGA:Saung Ende Serang: Wisata Alam, Kuliner dan Kedai Kopi Dalam Satu Perjalanan Tak Terlupakan

Suku Baduy Dalam biasa menggunakan ikat kepala berwarna putih kecoklatan yang bernama telekung. Ikat kepala ini juga merupakan hasil tenunan masyarakat Baduy Dalam. 

- Suku Baduy juga menggunakan gelang yang dipilin dari benang kapas bernama kanteh yang terus dipakai samapai pemiliknya meninggal. Bukan hanya sebagai aksesoris, gelang ini dianggap sebagai penolak sial.

- Tas kantong kain putih untuk menaruh barang-barang dan golok sebagai alat kerja. 

Pakaian Suku Baduy Dalam yang serba putih melambangkan kesucian dan kebudayaan yang belum terpengaruh dengan dunia luar.

2. Baju Adat Baduy Luar

Berikut ini pakaian dan aksesoris Suku Baduy Luar:

- Baju yang dikenakan suku Baduy Luar adalah baju kampret (baju kelelawar). Baju Kampret adalah baju asli orang Sunda zaman dulu. Baju kampret, demikian sebutan untuk pakaian adat pria Suku Baduy Luar.

BACA JUGA:Seba Baduy 2024 Kembali Buka Event Walking Tour di Alun-Alun Rangkasbitung: Yuk Cek Cara Daftarnya

BACA JUGA:Unik, Mie Ayam Bakso Mang Pud Serang Berisi Kupon Berhadiah: Wajib Cobain Nih

Disebut kampret karena warnanya hitam, seperti kalong atau kelelawar yang juga berwarna hitam. Bentuknya mirip dengan jamang sangsang, namun berwarna hitam dan dilengkapi kancing. 

Kesederhanaan Baju Kampret terlihat dari bahannya yang terbuat dari kain katun berwarna hitam polos. Di bagian depan terdapat kancing baju,

sedangkan bagian bawahannya menggunakan celana pangsi, yaitu celana longgar yang panjangnya tidak sampai mata kaki. 

- Suku Baduy Luar juga selalu membawa tas untuk bepergian, tas kantong berjaring ini dinamakan tas koja. Tas koja terbuat dari kulit kayu pohon teureup yang banyak ditemukan di pedalaman hutan Pegunungan Kendeng.

Meskipun bentuknya terlihat rapuh, namun tas ini sangat kuat dan tahan rayap. Pembuatan tas ini bisa memakan waktu berhari-hari, bahkan berminggu-minggu tergantung dari tingkat kesulitan motif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: