Dialog Literasi Kebangsaan di UIN SMH Banten Mengukuhkan Pancasila sebagai Pilar Moderasi Berbangsa

Dialog Literasi Kebangsaan di UIN SMH Banten Mengukuhkan Pancasila sebagai Pilar Moderasi Berbangsa

Potret tokoh penting dan peserta literasi kebangsaan di UIN SMH Banten --

INFORADAR.ID — Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten (UIN SMH Banten) sukses menggelar Dialog Literasi Kebangsaan bertemakan Pancasila Pilar Moderasi Berbangsa dan Bernegara.

Acara ini menjadi momen penting untuk memperkuat ideologi Pancasila di kalangan mahasiswa, berlangsung pada Senin (3/6) di Aula Training Center, PPG UIN SMH Banten.

Dialog yang berlangsung khidmat ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting. Rektor UIN SMH Banten, Wawan Wahyuddin, bersama dengan Wakil Rektor I sekaligus PLH Dekan FTK UIN SMH Banten, Mufti Ali, dan Wakil Dekan I Bidang Akademik, Eneng Muslihach, turut hadir.

Selain itu, hadir pula Wakil Dekan I Fakultas Syariah UIN SMH Banten dan Pengasuh Pondok Pesantren Qod Ataa, Muhammad Ishom, Wakil Dekan III FTK UIN SMH Banten sekaligus Direktur Gerak Literasi Indonesia, Ali Muhtarom, serta Wakil Dekan II Fakultas Syariah dan Instruktur Moderasi Beragama, Dedi Sunardi. KH. Abdul Hamid, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Basmalah Baros, juga memberikan pandangannya mengenai penguatan wawasan kebangsaan dan ideologi Pancasila dalam perspektif Islam.

Dalam dialog ini, KH. Abdul Hamid menegaskan bahwa wawasan kebangsaan dan ideologi Pancasila merupakan fondasi kuat bagi kemajuan dan kesatuan Indonesia.

Menurutnya, memahami dan memperjuangkan nilai-nilai luhur Pancasila adalah tugas setiap warga negara untuk membangun bangsa yang adil, bermartabat, dan sejahtera.

KH. Abdul Hamid juga membahas konsep wawasan kebangsaan dalam perspektif agama yang mencakup keberagaman, solidaritas sosial, dan cinta tanah air.

Ia menguraikan peran agama dalam memperkuat ideologi Pancasila dengan menjadikan Pancasila sebagai perekat keberagaman, memahami agama secara inklusif, serta menguatkan moral dan etika. Nilai-nilai Pancasila dalam ajaran agama turut disorot, terutama nilai ketuhanan yang menjadi dasar utama dalam Pancasila dan diajarkan dalam berbagai agama.

Namun, KH. Abdul Hamid juga mengakui adanya hambatan dalam penguatan wawasan kebangsaan dan Pancasila, seperti kemajemukan masyarakat, pengaruh arus globalisasi, pemahaman yang kurang mendalam, serta polarisasi politik dan sosial.

Ia menekankan peran pemuka agama dalam mempromosikan wawasan kebangsaan dan Pancasila melalui pemahaman komprehensif, keteladanan, forum lintas agama, serta pembinaan generasi muda.

Dalam upaya membangun toleransi dan kerukunan antar umat beragama, KH. Abdul Hamid menyarankan dialog terbuka, saling menghormati perbedaan, dan kerjasama dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.

Ia menegaskan bahwa pemahaman agama yang moderat dan inklusif, serta mengedepankan nilai-nilai universal seperti kasih sayang, keadilan, dan persaudaraan, menjadi landasan kuat untuk membangun harmoni dalam kehidupan beragama di Indonesia.

Wakil Dekan III FTK UIN SMH Banten dan Direktur Gerak Literasi Indonesia, Ali Muhtarom, menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari keseriusan kelembagaan melalui Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Menurutnya, tema acara ini sangat relevan untuk mahasiswa Generasi Z yang sering mencari jawaban terkait Pancasila dan agama di internet.

Oleh karena itu, pembinaan penguatan ideologi Pancasila perlu dilakukan secara komprehensif dan masif dengan upaya serius dari kelembagaan kampus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: