Semakin Meningkat, UPT Puskesmas Lebak Lakukan Fogging Untuk Mencegah DBD
Petugas dari UPT Puskesmas Labuan tengah melakukan fogging di Desa Cigondang, Kecamatan Labuan, Jumat, 1 Maret 2024.--RADARBANTEN.CO.ID/ Purnama Irawan
INFORADAR.ID - UPT Puskesmas Labuan mencatat sekitar 50 warga Kecamatan Labuan digigit nyamuk Aedes Aegypti dan DBD.
Pasien yang terjerang penyakit DBD tersebut saat ini ditangani oleh Puskesmas Labuan selama bulan Januari hingga Februari 2024.
Menurut Sri Rezeki, selaku Kepala Puskesmas Labuan, kasus DBD meningkat di Kecamatan Labuan pada bulan Januari 2024.
"Yang dirawat di Puskesmas Labuan ada penambahan. Kurang lebih sebanyak 50 orang yang menjalani perawatan di Puskesmas," ungkapnya dikutip dari RADARBANTEN.CO.ID, Jumat, 1 Maret 2024.
Data pasien ini berdasarkan pada data pasien dari bulan Januari dan Februari.
"SOP penanganan kita, ada pasien ke Puskesmas kita layani dengan baik. Tidak memandang apakah itu pasien SKTM, BPJS Kesehatan ataupun umum," ucapnya.
Jika seseorang mengalami gejala-gejala ini, pengobatan yang tepat akan diberikan.
Kemudian akan dilakukan juga pemeriksaan Laboratorium untuk menentukan apakah orang tersebut terinfeksi DBD atau tidak.
BACA JUGA : Kasus DBD di Lebak Banten Melonjak 773 Kasus dan 4 Meninggal Dunia
"Adapun upaya kita lakukan dalam mencegah penularan kita lakukan langkah promotif," katanya.
Adapun langkah promotif yang dilakukan adalah mengumukan kepada desa, posyandu, majelis ta'lim.
Tak hanya itu, terdapat juga langkah preventif dengan memberikan bubuk abate.
"Jadi ketika ada kasus, kita lakukan pemberian Abate. Sebanyak 10 rumah dari rumah penderita," jelasnya.
Upaya-upaya pencegahan penularan DBD juga dilakukan melalui fogging di beberapa titik.
"Fogging sudah dilakukan di empat RT di Desa Sukamaju. Di Desa Cigondang kita melakukan di tiga RT," tuturnya.
Lalu fogging juga dilakukan di Desa Banyubiru, tepatnya 2 RT. Kemudian, Desa Caringin sebanyak 1 RT, Desa Labuan terdapat 3 RT, dan Desa Rancateureup.
"Jadi sudah 21 titik fogging menyebar di beberapa desa. Dan untuk kasus DBD di Desa Cigondang," ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa penyebabnya tingginya kasus DBD yang terjadi di daerah Labuan ini dikarenakan faktor lingkungan.
Perilaku kehidupan warga kurang maksimal dalam menjalankan PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat).
"PHBS, belum maksimal. Jadi ini yang harus terus kita lakukan promosi yang terus menerus di Desa Cigondang," katanya.
Kramat Eha, seorang warga Cigondang, mengatakan anaknya yang berusia 11 tahun terjangkit DBD menurut dokter.
Eha mengaku anaknya terjangkit DBD karena daerah tempat tinggalnya merupakan daerah kumuh, karena ia dan anaknya tinggal di rumah kontrakan.(*)
BACA JUGA : Awas, BPOM Serang Temukan 61 Pangan Makanan Mengandung Kimia Berbahaya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: