Jawilan Kabupaten Serang Darurat DBD, Kasus Ditemukan di Semua Desa

Jawilan Kabupaten Serang Darurat DBD, Kasus Ditemukan di Semua Desa

Kepala Puskesmas Jawilan Imas Migiarti (tengah seragam dinas) saat penyuluhan kesehatan dan pengobatan gratis di desa-Puskesmas Jawilan-

INFORADAR.ID - Wilayah Kecamatan Jawilan, Kabupaten Serang kini tengah darurat demam berdarah dengue atau DBD, kasus penyakit menular melaluli gigitan nyamuk aedes aegypti tersebut terjadi di semua desa di Kecamatan Jawilan.

Status darurat DBD di Kecamatan Jawilan itu muncul setelah terjadinya lonjakan kasus per Januari hingga Februari 2024, sebanyak 11 kasus DBD.

Jumlah 11 kasus yang menyebabkan Kecamatan Jawilan darurat DBD tersebut, merupakan pasien yang dirawat di Puskesmas Jawilan, kemudian dirujuk ke Rumah Sakit.

Sedangkan, ada banyak warga di sembilan desa di Kecamatan Jawilan lainnya, yang langsung dibawa ke Rumah Sakit akibat DBD.

Kepala Puskesmas Jawilan Imas Migiarti mengatakan, rentang usia 11 pasien DBD tersebut terdiri dari 1,5 sampai 25 tahun. Semuanya menjalani rawat inap di Puskesmas Jawilan. 

"Sudah masuk darurat DBD ini, semua desa kena," kata Imas saat dihubungi INFORADAR.ID melalui sambungan telepon seluler pada Senin 26 Februari 2024.

Dijelaskan Imas, melonjaknya kasus DBD di Kecamatan Jawilan salah satu penyebabnya ialah belum sadarnya masyarakat akan pentingnya penerapan Pola Hidup Bersih dan Sehat atau PHBS.

Menurutnya, Pemerintah Desa di Kecamatan Jawilan harus ikut berperan dengan cara menerbitkan Peraturan Desa (Perdes) tentang pelaksaan jumat bersih atau jumsih.

"Jadi, jumsih itu harus ada perdesnya agar masyarakat semangat dan tergerak untuk melaksanakan gotong royong setiap jumat, jangan hanya melalui perjanjian di selembar kertas aja," tuturnya.

Kendati demikian, kata Imas, pihaknya sudah rutin menggelar penyuluhan kesehatan mulai dari pelacakan epidemiologi, penerapan 3M atau menutup penampungan air, mengubur sampah, dan mendaur ulang barang yang bisa memicu perkembangbiakan nyamuk demam berdarah.

"Kita juga sudah keliling ke rumah-rumah warga, ngecek langsung tempat penampungan airnya, sosialisasikan cara penggunaan abate dan kasih pengobatan gratis," ujarnya.

Namun, Imas menegaskan, semua upaya pencegahan yang dilakukan akan sia-sia jika tidak diimbangi oleh penerapan PHBS di masyarakat.

"Jadi berpikirnya jangan selalu pada fogging saja, mencegah itu lebih baik daripada mengobati," tegasnya. (*) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: