Sejarah dan Perubahan Bentuk Tugu Jogja yang Jadi Taktik Belanda Menghancurkan Persatuan Rakyat Jogja
Sejarah dan Perubahan Bentuk Tugu Jogja yang Jadi Taktik Belanda Menghancurkan Persatuan Rakyat Jogja--unsplash/ dhiogandhi23
Ketinggian bangunan juga dikurangi menjadi 15 meter, yang berarti 10 meter lebih rendah dari struktur aslinya.
Sejak saat itu, tugu ini juga disebut sebagai De Witt Paal atau Tugu Pal Putih.
Pembangunan kembali tugu tersebut pada dasarnya merupakan taktik Belanda untuk menghancurkan persatuan antara rakyat dan raja. Namun, perjuangan rakyat dan raja di Yogyakarta menunjukkan dengan jelas bahwa upaya ini gagal.
Pusat Ritual dan Kegiatan Budaya
Tugu Jogja tidak hanya menjadi tempat wisata, tetapi juga sering menjadi pusat festival dan ritual budaya.
Salah satu acara yang paling populer adalah perayaan Tahun Baru. Ribuan orang berkumpul di sekitar Tugu Jogja untuk menyaksikan pertunjukan kembang api yang spektakuler dan merayakan pergantian tahun dengan meriah.
Selain itu, Tugu Jogja juga sering digunakan sebagai tempat untuk acara-acara seni dan budaya. Berbagai pertunjukan musik, tari, dan seni visual sering diadakan di dalam dan di sekitar Tugu Jogja, menambah semarak dan keragaman budaya di kota ini.(*)
BACA JUGA:6 Wisata Malam di Jogja yang Murah Dengan Pemandangan Lampu Cantik Dari Atas Bukit
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: