Sejarah Layang-layang, Mengudara Sejak Berabad Lalu
Ilustrasi tentang sejarah layang-layang -PNW Production-pexels.com
Para pelaut juga membawa layang-layang dari Jepang dan Malaysia pada abad ke-16 dan 17. Layang-layang pada awalnya dianggap aneh dan tidak banyak berpengaruh pada budaya Eropa.
Pada abad ke-18, popularitas layang-layang di kalangan anak-anak terus berkembang. Namun, penggunaan layang-layang oleh para ahli fisika dan meteorologi mendorong pengembangan layang-layang untuk tujuan ilmiah.
Dan pada abad ke-19, layang-layang tidak hanya digunakan untuk tujuan ilmiah seperti mempelajari cuaca dan memahami atmosfer, tetapi juga untuk lifting (mengangkat objek seperti kamera, termometer, dan orang) dan towing (menggunakan layang-layang untuk menarik objek seperti kereta api).
BACA JUGA:Sejarah dan Evolusi Tiktok yang Perlu Kamu Tahu
Banyak eksperimen dan perbaikan yang dilakukan pada tahun 1800-an mengarah langsung pada pengembangan pesawat terbang listrik dan komunikasi nirkabel trans-Atlantik pada awal abad ke-20.
Wright bersaudara adalah ahli menerbangkan layang-layang, dan pengalaman mereka menerbangkan layang-layang selama bertahun-tahun mengarah pada penemuan pesawat terbang.
Suatu hari ketika menerbangkan layang-layang kotak di Kitty Hawk, Wright bersaudara menemukan bahwa layang-layang tersebut memberikan daya angkat yang cukup untuk mengangkat seseorang dari tanah.
Pada bulan Agustus 1899, mereka membuat layang-layang biplane, yang juga dikenal sebagai layang-layang melengkung.
Mereka menemukan bahwa dengan mengubah posisi empat senar yang terpasang di setiap ujung layang-layang, mereka dapat meniru rotasi sayap burung saat terbang.
Gerakan puntir ini, yang dikenal sebagai kontrol lateral putaran sayap, nantinya akan menjadi ciri khas pesawat Wright.
Pada tahun 1901, Alexander Graham Bell mengembangkan prototipe layang-layang tetrahedral.
BACA JUGA:Sejarah Perlombaan Panjat Pinang yang Sudah Ada Sejak Zaman Penjajahan Belanda
Layang-layang ini merupakan layang-layang tiga dimensi yang kaku yang dapat dibuat dalam berbagai ukuran dengan menyambungkannya bersama-sama, tanpa memerlukan batang yang lebih tebal dan lebih kuat seiring dengan bertambahnya ukuran layang-layang.
Setelah Perang Dunia Kedua, dua inovasi layang-layang, yaitu Flexible Wing (1948) dari Francis Rogallo dan Parafoil (1964) dari Domina Jalbert, membantu mengembangkan layang-layang modern dan parasut olahraga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: kite.org