Pandemi Covid-19 Membawa Berkah di Dapur Rumah
Nurul Afiyah bersama produknya keripik pisang piler.-Nurbaeti-
INFORADAR.ID - Cuaca panas di siang hari tidak membuat Mulkiyah berhenti menghadapi panasnya minyak, untuk terus menggoreng keripik Pisang. Sambil menyerut pisang di atas minyak panas dengan kuali besar, Mulkiyah sesekali mengusap keringat yang bercucuran di bagian dahi.
Tidak sendiri, anak keduanya yang bernama Nurul Afiyah turut membantu sang ibu memproduksi keripik pisang untuk diperjual belikan. Setiap harinya, 15 tandan pisang ludes dijadikan keripik untuk diperjual belikan. Sekali produksi, Mulkiyah bisa menghabiskan 24 liter minyak untuk menggoreng keripik.
Belasan tandan pisang yang didapatnya dari kebun atau pemasok, mulai dikupas agar terlepas dari kulitnya. Sebelum mengupas, Mulkiyah membungkus tangannya agar tak terkena getah pisang atau tergores pisau. Satu persatu, pisang mulai dipisahkan dari kulitnya.
Setelah dikupas, pisang-pisang tersebut dimasukan ke dalam air agar terpisah dari getahnya. Jenis pisang nangka dan kepok dipilih karena memiliki kualitas terbaik dan cocok untuk dijadikan keripik.
Memulai bisnis kuliner dari tahun 2015, asam manis sudah pernah dirasakan oleh Mulkiyah. Ibu rumah tangga asal Kecamatan Padarincang, Kabupaten serang, Banten ini, awalnya iseng membuat keripik pisang karena banyak pisang yang tak terolah di rumahnya. Namun siapa sangka, keisengannya tersebut bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah.
Keripik pisang yang diselimuti oleh lumernya coklat, ternyata banyak disukai oleh masyarakat. Pada tahun pertama penjualan, keripik pisang hasil olahannya hanya diperjual belikan di sekolah saja. Nurul Afiyah sebagai anak keduanya yang selalu membawa keripik pisang dan menawarkannya kepada teman di sekolahnya. Saat itu, keripik pisang dibandrol dengan harga Rp 1000/pcs. Harga yang terjangkau untuk kantong anak sekolahan.
Keripik pisang yang diolah di dapur rumahnya mulai dikenal banyak orang. Bahkan, saat pandemi virus Covid-19 melanda dan membuat banyak pelaku UMKM mengeluh, Penjualan Keripik pisang milik Mulkiyah malah mengalami kenaikan yang drastis.
“Bagi kami, masa pandemi covid-19, merupakan masa yang memiliki banyak berkah yang dapat diambil, terutama pada usaha kecil kami,” ujar Mulkiyah saat diwawancara.
Banyaknya kegiatan yang dialihkan ke rumah, membuat Mulkiyah dan keluarga mencari alternatif agar penjualan keripik pisang tetap stabil. Akhirnya anaknya, Nurul Afiyah mencoba menjualkan keripik pisang lewat E-Commerce. Karena penjualan melalui online, Nurul Afiyah memberlakukan pemesanan terlebih dahulu, agar keripik langsung dibuatkan sesuai pemesanan.
Tak hanya itu, Mulkiyah bersama anaknya turut melakukan inovasi terhadap produknya. Mulai dari ukuran yang lebih besar dengan harga Rp 5000/pcs hingga penambahan varian rasa yaitu Strawberry, Green Tea hingga Tiramisu.
Masa pandemi Covid-19 menjadi titik awal kesuksesan penjualan keripik pisang milik Mulkiyah dan keluarga. Kini keripiknya mulai dikenal banyak orang. Mulkiyah akhirnya menitipkan produknya di beberapa kantin sekolah terdekat. Setiap harinya, Mulkiyah hanya memproduksi sesuai pesanan. Hal ini tentunya untuk menjaga produknya tetap berkualitas dan kriuk saat dimakan.
Memiliki banyak pelanggan di berbagai daerah tak membuat usaha yang dirintisnya berjalan dengan mulus saja. Banyak kerikil yang sering membuat Mulkiyah harus memutar otak, agar tetap memproduksi keripik pisang dan memenuhi pesanan pelanggan.
Tak hanya itu, memiliki banyak reseller yang tersebar di berbagai daerah membuat pemesanan keripik pisang membludak. Ketika pesanan membludak, Mulkiyah juga membeli jasa untuk membantu produksinya. Tak jauh-jauh, ia menggandeng saudaranya agar bisa membantu produksi keripik pisang saat banyak pesanan.
Setiap harinya, Mulkiyah memproduksi ratusan pcs keripik pisang dan selalu ludes dalam sehari. Bahkan pesanan pernah membludak dengan jumlah ribuan pcs yang ludes dalam satu hingga dua minggu. Untuk proses pengantaran, Mulkiyah menggunakan jasa ekspedisi dan memastikan pengemasan produk dengan aman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: